Kerikilpun Berdzikir

<p><p dir="ltr"><b>Wengker.com, Religi</b> - Abu Dzar ra. ia berkata, “Saya pernah hadir dalam sebuah pertemuan disisi Nabi saw. Saya melihat beberapa batu kerikil yang dipegang beliau mengucapkan tasbih. Saat itu di antara kami ada Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Mereka semua yang hadir dipertemuan itu mendengar tasbih benda tersebut. Kemudian batu-batu kerikil itu oleh Nabi saw. diserahkan kepada Abu Bakar yang dapat didengar oleh semua orang yang hadir dipertemuan itu. Ketika diberikan lagi kepada beliau kerikil itupun masih tasbih ditangan beliau, kemudian beliau menyerahkan kepada Umar dan batu kerikil itu pun mengucapkan tasbih ditangannya yang bisa didengar oleh semua orang yang hadir dipertemuan. Kemudian Nabi saw. menyerahkan kepada Utsman dan ia pun mengucapkan tasbih ditangannya. Tetapi ketika oleh Nabi batu kerikil itu diserahkan kepada kamu, ia tidak mau bertasbih bersama seorang pun di antara kami. (<b>Diriwayatkan oleh Thabrani dalam buku haditsnya Al-Mu’jamul Ausath nomor 1244 dan oleh Abu Nu’man dalam Dalaa’ilun Nubuwwah I/404</b>.)</p> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgALMd53POEKbv5hRLW8MJ27BWY65yKvOol4XeovNYq662pHOfB4JUewMQyRzCe1RlRA8tHG0sdfuRCtwN5SYseonYAKUjNioN7sasb3peGt0fFIME-ghQGnHsCDcxVhXqoDSXCD8cogB0/s1600/1235426_10200643387435995_495253490_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgALMd53POEKbv5hRLW8MJ27BWY65yKvOol4XeovNYq662pHOfB4JUewMQyRzCe1RlRA8tHG0sdfuRCtwN5SYseonYAKUjNioN7sasb3peGt0fFIME-ghQGnHsCDcxVhXqoDSXCD8cogB0/s640/1235426_10200643387435995_495253490_n.jpg"> </a> </div></p>

Wengker.com, Religi - Abu Dzar ra. ia berkata, “Saya pernah hadir dalam sebuah pertemuan disisi Nabi saw. Saya melihat beberapa batu keriki...

Nikmat Orang Yang Sedang Sakit

<p><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqEAgebfL8xHPY544u3qXAVhrp03eKjh0ugl_ZvODu4k55gK_k3-TmRBcMEyP4X3rS4RfUfMRG92hKcbwZ85i2ckREl1177REJObvok-yzwKlEmdJCBBtm5LGJBsUwHQqMDWFmFzb4b2ZT/s1600/NIKMAT+SAKIT.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqEAgebfL8xHPY544u3qXAVhrp03eKjh0ugl_ZvODu4k55gK_k3-TmRBcMEyP4X3rS4RfUfMRG92hKcbwZ85i2ckREl1177REJObvok-yzwKlEmdJCBBtm5LGJBsUwHQqMDWFmFzb4b2ZT/s320/NIKMAT+SAKIT.jpg" width="320" /></a></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="font-size: large;"><span class="hascaption"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><a href="http://www.gasud.com/search/label/pendidikan" target="_blank"><b>Sebagai mahluk sosial</b></a>, kita sering mendengar atau melihat di sekitar kita entah itu keluarga, sahabat, atau tetangga yang sedang tertimpa sakit tapi terkadang kita enggan untuk menjenguk atau menengoknya, banyak alasan yang timbul karenanya. Bila alasan itu di sebabkan urusan keduniawian atau urusan pribadi maka alangkah meruginya kita. Disini kami tidak untuk mengulas atau membahas alasan alasan itu tapi kami di sini mengajak untuk mempelajari manfaat apa baik bagi yang tertimpa sakit atau bagi orang yang menjenguknya.</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><br /> <span class="hascaption">Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Rahmat Allah itu amat dekat kepada orang yang berbuat baik" (QS Al-A'raf 56)</span><br /> <span class="hascaption">Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa menengok orang yang sedang sakit, maka di seru dari langit : Baiklah engkau, baiklah perjalanan mu, dan telah mengambil bagian tempat di surga" (H<a href="http://www.gasud.com/search/label/hadist" target="_blank"><b>R At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban</b></a>).</span><br /> <span class="hascaption">Bahwa orang yang menjenguk orang sakit maka baiklah akhlak kita dan perjalanan kita hingga tanpa kita sadari kita telah memilih tempat di surga.Subhanallah</span><br /> <span class="hascaption">Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Orang muslim itu jika menengok saudaranya muslim, berarti ia slalu dalam khurfatil jannah hingga pulang nanti"</span> <span class="hascaption">(HR Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi)</span><br /> <b><span class="hascaption">Khurfatil Jannah adalah hasil petikan / panen</span></b><br /> <span class="hascaption">Jadi sebenarnya orang yang menjenguk atau menengok orang sakit sungguh besar pahalanya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw :</span><br /> <span class="hascaption">Anas ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa berwudhu dengan baik dan sempurna, kemudian menengok saudaranya muslim dengan penuh pengharapan pahala dari Allah, maka di jauhkan dari neraka jahannam hingga tujuh puluh kharif" (HR Abu Dawud)</span><br /> <span class="hascaption">Kharif artinya adalah tahun. Maka tujuh puluh kharif adalah tujuh puluh tahun.</span><br /> <span class="hascaption">Ali bin Abi Thalib ra berkata bahwa ia telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tiada seorang muslim yang menengok saudaranya di waktu pagi, melainkan tujuh puluh ribu malaikat meminta rahmat kepada Allah untuknya hingga waktu sore. Dan jika menengoknya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat meminta rahmat, dan itu sebagai hasil panen dari surga" (HR At-Tirmidzi)</span>. <span class="hascaption">Anas ra bertanya bagaimana bagi si sakit sendiri yang kita jenguk Ya Rasulullah maka Rasulullah SAW menjawab, "Di hapus dosa dosanya" (HR Ahmad).</span><br /> <span class="hascaption">Marilah kita buka hati kita untuk selalu menyempatkan waktu demi menjenguk saudara kita yang sedang tertimpa sakit agar kita termasuk dalam golongan yang di menangkan yaitu golongan yang penuh rahmat Allah, Insya Allah Allahumma aamiin</span>. <span class="hascaption">Sebagai penutup ulasan ini kami petikkan sebuah hadis bahwa Anas ra mendengar Rasulullah bersabda, "Siapa saja orang yang menjenguk orang sakit, berarti ia menyelam dalam rahmat karunia Allah hingga ia duduk dan apabila telah duduk di dekat si sakit, berarti tenggelam dalam rahmat Allah" (HR. Ahmad).</span></span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span class="hascaption">Dan apabila sobat gasud.com tidak ingin sakit soal materi silahkan dapatkan solusinya <a href="http://adv.justbeenpaid.com/?r=f6SwLeKnl1" target="_blank"><b>DISINI </b></a></span></span></span></div> </div></p>

Sebagai mahluk sosial , kita sering mendengar atau melihat di sekitar kita entah itu keluarga, sahabat, atau tetangga yang sedang terti...

Birrul Walidain

<p><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhb45kG1m5Z0QRmoC7UT_kapzdTYV0SEni6noP2DnpyiS5TL9dWIfQKBeE0b4LG7ycDkmpKsTtldImiCxR4zqJjDFqyIwDuZen-lDoNqJfNk0N_moKGj2VGCIwp3YaiWExqXbhpHl4pmuEZ/s1600/berbakti+kepada+orang+tua.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhb45kG1m5Z0QRmoC7UT_kapzdTYV0SEni6noP2DnpyiS5TL9dWIfQKBeE0b4LG7ycDkmpKsTtldImiCxR4zqJjDFqyIwDuZen-lDoNqJfNk0N_moKGj2VGCIwp3YaiWExqXbhpHl4pmuEZ/s1600/berbakti+kepada+orang+tua.jpeg" /></a></div> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><a href="http://www.gasud.com/search/label/pendidikan" target="_blank"><b>Berbakti Kepada Orang Tua</b></a>. Suatu hari ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Dia bertanya, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai harta kekayaan dan anak. Sementara ayahku berkeinginan menguasai harta milikku dalam pembelanjaan. Apakah yang demikian ini benar?” Maka jawab Rasulullah, “Dirimu dan harta kekayaanmu adalah milik orang tuamu.” (HR. <a href="http://www.gasud.com/search/label/hadist" target="_blank"><b>Ibnu Majah dari Jabir bin Abdillah</b></a>). Begitulah, syari’at Islam menetapkan betapa besar hak-hak orang tua atas anaknya. Bukan saja ketika sang anak masih hidup dalam rengkuhan kedua orang tuanya, bahkan ketika ia sudah berkeluarga dan hidup mandiri. Tentu saja hak-hak yang agung tersebut sebanding dengan besarnya jasa dan pengorbanan yang telah mereka berikan. Sehingga tak mengherankan jika perintah berbakti kepada orang tua menempati ranking ke dua setelah perintah beribadah kepada Allah dengan mengesakan-Nya. Allah berfirman (artinya), “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada ibu bapakmu.” (QS. An-Nisa:36)</span></span><br /> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Birrul Walidain, Bagaimana Caranya? Sebagai anak, sebenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengekspresikan rasa bakti dan hormat kita kepada kedua orang tua. Memandang dengan rasa kasih sayang dan bersikap lemah lembut kepada mereka pun termasuk birrul walidain.</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Allah berfirman (artinya), “Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia, dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang.” (QS. Al-Isra’:23). Dalam kitab Adabul Mufrad, Imam Bukhari mengetengahkan sebuah riwayat bersumber dari Ibnu Jarir dan Ibnu Mundzir melalui Urwah, yang menjelaskan mengenai firman Allah: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang.” Maka Urwah menerangkan bahwa kita seharusnya tunduk patuh di hadapan kedua orang tua sebagaimana seorang hamba sahaya tunduk patuh di hadapan majikan yang garang, bengis, lagi kasar.</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pada suatu ketika, ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dia bersama seorang laki-laki lanjut usia. Rasulullah bertanya, “Siapakah orang yang bersamamu?” Maka jawab laki-laki itu, “Ini ayahku”. Rasulullah kemudian bersabda, “Janganlah kamu berjalan di depannya, janganlah kamu duduk sebelum dia duduk, dan janganlah kamu memanggil namanya dengan sembarangan serta janganlah kamu menjadi penyebab dia mendapat cacian dari orang lain.” (Imam Ath-Thabari dalam kitab Al-Ausath). Berbakti kepada orang tua tak terbatas ketika mereka masih hidup, tetapi bisa dilakukan setelah mereka wafat. Hal itu pernah ditanyakan oleh seorang sahabat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka Rasulullah menjawab, “Yakni dengan mengirim doa (mendo’akan) dan memohonkan ampunan. Menepati janji dan nadzar yang pernah diikrarkan kedua orang tua, memelihara hubungan silaturahim sera memuliakan kawan dan kerabat orang taumu.” Demikian Imam Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hiban meriwayatkannya bersumber dari Abu Asid Malik bin Rabi’ah Ash-Sha’idi.</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bukan dalam Syirik dan Maksiat</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Meski kita diperintah untuk taat dan patuh kepada mereka, namun hal itu tak berlaku ketika keduanya memerintahkan kita untuk menyekutukan Allah dan bermaksiat kepada-Nya. Rasulullah bersabda,”Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiyat kepada Allah.” (HR. Ahmad).</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kita tentu ingat kisah seorang sahabat, Sa’ad bin Waqash yang diberi dua buah opsi oleh ibunya yang masih musyrik: kembali kepada kemusyrikan atau  ibunya akan mogok makan dan minum sampai mati. Ketika sang ibu tengah melakukan aksinya selama tiga hari tiga malam, beliau berkata,”Wahai Ibu, seandainya Ibu memiliki 1000 jiwa kemudian satu per satu meninggal, tetap aku tidak akan meninggalkan agama baruku (Islam). Karena itu, terserah ibu mau makan atau tidak.” Melihat sikap Sa’ad yang bersikeras itu maka ibunya pun menghentikan aksinya.</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sehubungan dengan peristiwa itu, Allah menurunkan ayat: “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman:15). Jadi, kalau orang tua mengajak ke arah kemusyrikan maka tidak wajib bagi kita menaati mereka. Hanya saja sebagai anak tetap berkewajiban bergaul dengan baik selama di dunia. Sikap santun harus senantiasa kita jaga.</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Awas: Durhaka!</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Durhaka kepada orang tua (‘uquuqul walidain) termasuk dalam kategori dosa besar. Bentuknya bisa berupa tidak mematuhi perintah, mengabaikan, menyakiti, meremehkan, memandang dengan marah, mengucapkan kata-kata yang menyakitkan perasaan, sebagaimana disinggung dalam Al-Qur’an: “Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan ‘ah’ kepada orang tua.” (QS. Al-Isra’ : 23). Jika berkata ‘ah/cis/huh’ saja tidak boleh, apalagi yang lebih kasar daripada itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa membuat hati orang tua sedih, berarti dia telah durhaka kepadanya.” (<a href="http://www.gasud.com/search/label/hadist" target="_blank"><b>HR. Bukhari</b></a>). Dalam kesempatan lain Rasulullah bersabda, “Termasuk perbuatan durhaka seseorang yang membelalakkan matanya karena marah.” (HR ath Thabrani). Orang tua kita, siapa pun orangnya, memang harus dihormati, apalagi jika beliau seorang muslim. Rasulullah pernah berpesan, “Seorang muslim yang mempunyai kedua orang tua yang muslim, kemudian ia senantiasa berlaku baik kepadanya, maka Allah berkenan membukakan dua pintu surga baginya. Kalau ia memiliki satu orang tua saja, maka ia akan mendapatkan satu pintu surga terbuka. Dan kalau ia membuat kemurkaan kedua orang tua maka Allah tidak ridha kepada-Nya.” Maka ada seorang bertanya, “Walaupun keduanya berlaku zhalim kepadanya?” Jawab Rasulullah, “Ya, sekalipun keduanya menzhaliminya.” (HR. al Bukhari).</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Berhubungan dengan orang tua memang harus hati-hati. Jangan sampai hanya karena emosi, kelalaian, ketidaksabaran plus rasa ego kita yang besar, kita terjerumus ke dalam ‘uququl walidain yang berarti kemurkaan Allah. Na’udzubillah. Bukankah dalam sebuah hadits Rasulullah pernah berpesan bahwa keridhaan Allah subhaana wa ta’ala berada dalam keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah berada dalam kemarahan orang tua? Dus, selagi masih ada waktu dan kesempatan, tunjukkanlah cinta, sayang, hormat, dan bakti kita kepada keduanya, hanya untuk satu tujuan: meraih cinta, ampunan, pahala, dan ridha-Nya.</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(sumber: buletin al Balagh ed. 20 Dzulhijjah 1427 H)</span></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <a href="http://www.belajarislam.com/berbakti-kepada-orang-tua-2/" target="_blank"><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sumber</span></span></b></a></div> </div> </p>

Berbakti Kepada Orang Tua . Suatu hari ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Dia bertanya, “Wah...

Keutamaan Sayyidul Istighfar

<p><span style="font-size: small;"><span><span><strong>للَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, خَلَقْتَنِي, وَأَنَا عَبْدُكَ, وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اِسْتَطَعْتُ, أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ, أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ, وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي, فَاغْفِرْ لِي; فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ </strong></span></span></span><br /> <blockquote><span style="font-size: x-small;">(Allahumma Anta Robbi, Laa Ilaaha Illa Anta, Kholaqtani wa ana abduKa, wa ana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu, Audzubika min syarri maa shona’tu, Abu’u laka bi ni’matiKa ‘alaiyya wa abu’u laKa bidzanbi faghfirlii fainnahu laa yaghfiru dzunuuba illa Anta )</span></blockquote><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><blockquote><i><span style="font-size: x-small;">”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau yang menciptakanku sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu (yaitu selalu menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam menjalankan amal ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang boleh mengampuni segala dosa kecuali Engkau”.</span></i></blockquote></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>Kapan membacanya?</strong></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /> </span></div><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Barangsiapa mengucapkannya disiang hari dalam keadaan yakin dengannya kemudian dia mati pada hari itu sebelum petang hari, maka dia termasuk penduduk syurga dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum shubuh maka dia termasuk penduduk syurga.” (HR. Al-Bukhari – Fathul Baari 11/97)</span></span><br /> <br /> <div style="font-family: Verdana,sans-serif;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><strong>Kandungan maknanya?</strong><br /> <br /> Ini adalah doa  agung yang mencakup banyak makna : taubat, merendahkan diri kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan kembali menghadap kepada-Nya. Nabi Shalallahu ‘alahi wa Sallam menamainya sebagai Sayyidul Istighfar (penghulu istighfar), yang demikian itu karena  melebihi seluruh bentuk istighfar dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi dalam hal kedudukan.<br /> <br /> Diantara makna sayyid adalah orang yang melebihi kaumnya dalam hal kebaikan dan yang berkedudukan tinggi dikalangan mereka.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br /> Keutamaan doa ini dibanding bentuk istighfar yang lain adalah :</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">- Nabi Shallalahu ‘alahi wasallam mengawalinya dengan pujian kepada Allah dan pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah sebagai makhluk ciptaan-Nya (penetapan Tauhid Ar Rububiyyah), Dan bahwa Allah adalah Al Ma’buud (sesembahan) yang haq dan tidak ada sesembahan yang haq  selainNya. Maka Dia adalah satu-satunya yang berhak diibadahi dan ini merupakan realisasi Tauhid Al Uluhiyyah.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br /> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">- Pernyataannya bahwa ia senantiasa tegak diatas janji dan kokoh diatas ikatan berupa iman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, seluruh nabi dan rasul-Nya. Menjalankan segenap ketaatan kepada Allah dan perintah-Nya. Ia akan menjalaninya sesuai kemampuan dan kesanggupannya.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br /> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">- Kemudian dia berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alaa dari seluruh kejelekan apa yang telah dia perbuat, baik sikap kurang dalam menjalani apa yang Allah wajibkan baginya yaitu mensyukuri nikmat-Nya ataupun berupa perbuatan dosa. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menisbatkan keburukan kepada diri beliau sendiri, bukan kepada Allah Ta’alaa dan ini merupakan bentuk cara beradab kepada Allah, meskipun kita yakin bahwa segala sesuatu baik yang baik maupun yang buruk semuanya berasal dari Allah dan karena takdirNya.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br /> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">- Kemudian ia mengakui akan nikmat Allah yang terus datang beruntun dan anugerah-Nya serta pemberian -Nya yang tiada pernah berhenti.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br /> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">- Dan dia mengakui atas dosa-dosanya, sehingga iapun lantas memohon ampunan kepada Allah Suhhanahu wa Ta’ala dari itu semua dengan segenap pengakuannya bahwa tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa kecuali Allah Suhhanahu wa Ta’ala.<br /> <br /> Ini adalah paling sempurna apa yang ada pada sebuah doa. Kerana itu ia menjadi seagung-agungnya bentuk istighfar dan yang paling utama dan paling luas kandungan maknanya yang mesti akan mendatangkan ampunan bagi dosa-dosa.<br /> <br /> Hanyalah yang mengucapkan doa ini dan menjaganya yang akan memperoleh janji yang mulia dan pahala serta ganjaran besar ini, karena ia telah membuka harinya dan menutupnya dengan penetapan Tauhidullah baik Rububiyyah-Nya dan Ululhiyyah-Nya. Dan pengakuan dirinya sebagai hamba yang siap menghamba dan persaksiannya terhadap anugerah dan nikmat Allah. Pengakuannya dan kesadarannya akan kekurangan-kekurangan dirinya dan permohonan maaf dan ampunan dari Dzat yang Maha Pengampun, diiringi dengan rasa tunduk dan rendah dihadapan-Nya untuk senantiasa patuh dan taat kepada-Nya. Ini semua merupakan cakupan makna yang utama dan sifat yang mulia yang ia buka dan tutup lembaran siangnya. Yang pantas bagi orang yang mengucapkan dan menjaganya mendapat maaf dan ampunan, terbebas dari neraka dan masuk syurga.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br /> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Wallahu a’lam bisshowab.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br /> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Kita memohon kepada Allah Yang Maha Mulia  keutamaan dan anugerah-Nya.</span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br /> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> <span style="font-size: x-small;">(Lihat kitab Fiqhul Ad’iyyah wal adzkar II/17-20. As Syaikh Abdur Rozaq bin abdil Muhsin Al Badr. ) </span></div></p>

للَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, خَلَقْتَنِي, وَأَنَا عَبْدُكَ, وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اِسْتَطَعْتُ, أَ...

INDAHNYA BERSABAR

<p><div style="text-align: justify;">Musuh terbesar manusia  adalah hawa nafsu yang ada dalam dirinya</div></p>

Musuh terbesar manusia  adalah hawa nafsu yang ada dalam dirinya

Mujahadah

<p>Saudaraku yang dirahmati Allah, ada dua kemungkinan pintu yang terbuka <br> </p>

Saudaraku yang dirahmati Allah, ada dua kemungkinan pintu yang terbuka

Misteri malam Jumat Kliwon yang katanya serem ternyata hari baik mas BROOOOOW

<p>misteri malam jumat kliwon kadang banyak orang jadi mrinding nih mas brow<br> </p>

misteri malam jumat kliwon kadang banyak orang jadi mrinding nih mas brow

Silaturahmi dalam Islam

<p>semoga uraian berikut ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian supaya<br> </p>

semoga uraian berikut ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian supaya

Keutamaan Menghafal Al Quran

<p><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;">Banyak hadits Rasulullah SAW yang mendorong untuk </div></div></p>

Banyak hadits Rasulullah SAW yang mendorong untuk

Hukum Mendengarkan Nyanyian

<p><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;">Masalah nyanyian, baik dengan musik maupun tanpa</div></div></p>

Masalah nyanyian, baik dengan musik maupun tanpa

JILBAB MUSLIMAH

<p><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="mbl notesBlogText clearfix"><div>Jika seorang wanita muslimah memakai hijab(jilbab)<br> </div></div></div></p>

Jika seorang wanita muslimah memakai hijab(jilbab)

MENCARI JODOH

<p><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Rasulullah s.a.w pernah bersabda, "Seorang wanita itu <br> </div></p>

Rasulullah s.a.w pernah bersabda, "Seorang wanita itu

JODOH DALAM PANDANGAN ISLAM

<p><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Allah swt berfirman dalam QS : Ar Ruum : 21 Dan di antara <br> </div></p>

Allah swt berfirman dalam QS : Ar Ruum : 21 Dan di antara

Kitab Kebajikan, Silaturahmi Dan Adab Sopan Santun

<p><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><b>1. Berbakti terhadap kedua orang tua dan bahwa</b></div></div></p>

1. Berbakti terhadap kedua orang tua dan bahwa

MUTIARA HADIST

<p><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" style="width: 500px;"><tbody> <tr><td>Tidak boleh hasad kecuali dalam dua hal, yaitu<br> </td></tr></tbody></table></div></p>

Tidak boleh hasad kecuali dalam dua hal, yaitu

Mutiara Kata, Hadist Nabi, Kata-Kata Bijak, Petuah Bijak

<p><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="post-content"><ul><li>Kejujuran adalah perhiasan <span id="more-101"></span>jiwa yang lebih</li></ul></div></div></p>

Kejujuran adalah perhiasan jiwa yang lebih