Gasud.com, sudah begitu jelas bahwa musuh manusia itu adalah SETAN atau IBLIS yang selalu mengganggu manusia dan menjerumuskan manusia untuk selalu berbuat tindakan maksiat yang dilarang oleh Alloh SWT. Setan bisa bebas keluar masuk rumah
kita, termasuk bisa mempengaruhi kesadaran manusia sekehendaknya. Setan adalah
makhluk halus dari jenis jin yang memiliki perangai buruk dan menjadi musuh
yang nyata dari manusia. Kita tidak mengingkari pernyataan ini, namun memusuhi
setan tidak bisa diartikan harus membunuhnya tanpa norma-norma atau
kaidah-kaidah kepantasan antar sesama makhluk Tuhan. Bagaimana sebenarnya cara
setan mempengaruhi kesadaran kita?
Salah satu gejala yang paling tampak
saat setan mempengaruhi kesadaran diri manusia adalah saat kesurupan. Seseorang
yang diterpa kesurupan maka akal pikirannya tidak berfungsi lagi. Kesadaran
normalnya akan berubah menjadi kesadaran setan tersebut. Keadaan ini harus
segera dipulihkan agar sehat dan sadar seperti sedia kala. Kesurupan dalam
jangka panjang akan mengakibatkan bahaya pada kejiwaan dan fisiknya. Jiwanya
akan terganggu bahkan bisa menyebabkan sakit jiwa permanen.
Oleh karena itu, setan apapun tidak
boleh mempengaruhi kesadaran kita. Bisikan setan juga harus kita hindari dengan
berbagai cara. Salah satu cara adalah melakukan wirid yang disyariatkan dalam
agama. Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam shahihnya nomor 3293, dan Muslim no
2691, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
(Barangsiapa membaca “LA ILAA HA
ILLA LLAHU WAHDAHU LA SYARIIKA LAHU. LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ALAA
KULLI SYAI IN QODIIR” –Tiada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali
Allah semata, tiada sekutu bagiNYA, bagiNYA-lah kerajaan dan bagiNYA lah
pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu– Dalam sehari 100 X, hal itu
baginya setara pahala memerdekaan sepuluh sahaya, dituliskan baginya 100
kebaikan, dihapuskan darinya seratus keburukan, dan hal itu MENJADI
PERLINDUNGAN UNTUKNYA PADA HARI ITU HINGGA SORE).
Masih banyak cara lain untuk
membentengi diri dari pengaruh bisikan maupun pengaruh setan ke dalam kesadaran
kita. Kalau pun setan sudah mampu kita tahan agar tidak mempengaruhi tubuh
fisik kita, setan juga masih membisiki telinga dan mempengaruhi getaran otak
kita agar berpikir yang negatif, berprasangka buruk kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa, tidak bersyukur dan lain sebagainya.
Secara umum, kecerdikan setan
mengungguli manusia. Setan amat lihai mengamati apa dan bagaimana dia harus
membisiki manusia sehingga berperilaku sebagaimana yang dia inginkan. Manusia
yang 80 persen mengandalkan bawah sadar untuk melakukan aktivitas tanpa
direfleksi dan dipikir lagi (pikiran sadar hanya 20 persen), menjadi lahan
subur bagi setan untuk membelokkan kemudi kesadaran manusia.
Misalnya, saat seseorang mengemudi
mobil maka sebenarnya dia mengemudi mobil dengan gerakan bawah sadar. Dia tidak
lagi memikirkan berapa jumlah gardu polisi yang dilalui, dia tidak lagi
berpikir harus menginjak rem atau gas saat ada kendaraan lain di jalan.
Semuanya dilakukan tanpa kontrol kesadaran lagi. Sebab semua gerakan-gerakan
tubuh itu sudah ada program tetap di bawah sadarnya. Dia tinggal memfungsikan
program secara otomatis hingga sampai tujuan. Setan itu ibarat virus komputer
yang dengan mudah membelokkan perilaku manusia tidak hanya dengan membisiki
kesadaran fisik/otaknya, melainkan langsung membuat konslet sistem syaraf kita
sehingga program tidak jalan dengan baik.
Inilah yang sebagian besar membuat
kita tidak sadar telah melakukan perbuatan yang membahayakan diri sendiri dan
juga orang lain. Kita sering mendengar, bagaimana seseorang suami membunuh
isteri dan anaknya sendiri, isteri meracun suaminya, anak tega membunuh bapaknya,
kakak membunuh adiknya, dan seterusnya. Pengalaman saya sering mewawancarai
tersangka berbagai kasus kriminal memberikan banyak informasi mengenai
cara-cara mereka berbuat melanggar hukum agama, hukum negara, hukum
kemanusiaan.
Banyak tersangka mengaku menghabisi
nyawa orang-orang yang dikasihi itu sebenarnya dirinya masih sadar alias tanpa
dipengaruhi oleh kesadaran lain yang masuk ke otaknya. Ya, memang demikianlah
setan masuk ke diri manusia melalui pintu lain yaitu PINTU BAWAH SADAR. Pintu
bawah sadar ini bisa dengan mudah dimasuki setan karena sifatnya yang hanya
program yang merupakan kumpulan pembiasaan otogenik manusia. Pembiasaan ini
dikira akan berjalan dengan pasti dan eksak, padahal ada faktor X yang
mengakibatkan sebuah kasus kriminal terjadi. Faktor X itu adalah pengaruh
setan.
Setan juga paham benar tentang Neuro
Linguistic Programming (pemrograman bahasa otak) manusia. Kecenderungan setiap
manusia untuk menggunakan salah satu inderanya apakah itu visual, auditori dan
kinestetik pun menjadi salah satu kompetensi setan untuk melakukan penyerobotan
informasi sebelum diteruskan ke otak. Misalnya, saya melihat “gadis sedang
berjalan di tempat sepi”. Mata kita sebenarnya hanya melihat “perempuan” tanpa
diembel-embeli nilai apapun dan sebelum data informasi itu diteruskan ke otak
maka setan mensabotase informasi tersebut hingga informasi menjadi “gadis seksi
sedang berjalan di tempat sepi, enaknya di dekati dan dizinai”
Bagaimana gejala ini diterangkan?
Sebenarnya, pengaruh setan pada kesadaran manusia itu tidak seperti yang kita
bayangkan. Bayangan kita pada umumnya, setan “masuk” ke tubuh manusia seperti
kita masuk ke sebuah gua atau masuk ke rumah yang kosong dan seterusnya. Nah
bila pemahaman yang seperti ini kita anut, maka kita akan menemui kesulitan
manakala ternyata di dalam tubuh kita ada roh. Dimana roh kita bila tubuh kita
dimasuki roh-roh jahat setan?
Pengalaman membuktikan, masuknya
setan ke dalam kesadaran manusia sebenarnya tidak lebih dari hanya sekedar
“sentuhan” ringan saja. DENGAN MENYENTUH BAGIAN-BAGIAN OTAK KITA DAN
MEMANCARKAN KILATAN-KILATAN ENERGI SEMACAM ENERGI LISTRIK, SETAN MAMPU MEMBUAT
KESADARAN KITA BERUBAH TERMASUK BISA MEMBUAT KITA KESURUPAN DAN MENGUBAH KITA
MENJADI BERPERILAKU NEGATIF.
Sejak lama para ahli teknologi otak
menemukan bahwa elektroda atau rangsangan elektrik yang dimasukkan ke dalam
otak akan memicu sikap dan perilaku tertentu. Hess seorang pemenang Nobel
Kedokteran pada tahun 1930-an menemukan hal ini, yang diteruskan oleh Flynn
pada tahun 1967. Flynn lebih jauh berhasil membangkitkan perilaku membunuh pada
kucing dengan memberikan rangsangan listrik pada area otaknya. Delgado berhasil
meredam perilaku agresif banteng aduan dengan meletakkan elektroda yang ditanam
di otak yang dikendalikan dengan gelombang radio.
Meskipun sejauh ini percobaan masih
dilakukan pada hewan, dunia teknologi otak belum mampu menemukan keterkaitan
perilaku buruk manusia dengan rangsangan elekrik dari luar. Ternyata
pengetahuan manusia modern saat ini masih kalah jauh dengan teknologi setan
yang sudah mempraktekkan sejak lama. Bahwa dengan sentuhan elektrik pada bagian
amygdala di otak kita, maka perilaku kita pun langsung menjadi negatif.
Menurut riset, otak ternyata
diciptakan untuk dapat berubah. Otak adalah mesin canggih yang mudah berubah
tanpa kehilangan sifat-sifatnya yang asli. Intervensi pendidikan ternyata bisa
mencapai hingga sintesis protein di tingkat gen. Jadi pendidikan merupakan
teknologi otak yang lebih lembut untuk mengubah perilaku manusia, menciptakan
manusia yang cerdas dan baik. Sayangnya, manusia yang cerdas dan baik ini belum
tentu menjadikan manusia itu benar dan bijaksana. Pendidikan agama memang
bagus, namun tidak serta merta mampu mengubah perilaku manusia disebabkan
karena sifatnya yang hanya mampu merekayasa teknologi otak dan kesadaran
jasadnya saja.
Demi peradaban masa depan yang lebih
bermartabat dan berketuhanan yang Maha Esa, manusia Indonesia harus menyiapkan
kendali atas teknologi otak dengan pendidikan yang bagus namun juga merancang
adanya kreativitas menciptakan sendiri teknologi rekayasa kesadaran jiwa bahkan
hingga kesadaran ruh sehingga manusia Indonesia tidak hanya pintar dan cerdas,
namun juga bijaksana dan memiliki kepekaan religiusitas yang
setinggi-tingginya.