Gasud.com, setelah munculnya windows terbaru di tahun 2012 ini banyak sekali para pengguna windows 8 yang mengeluhkan akan kelemotannya. Mungkin ini juga karena beratnya system yang ada pada windows 8. Untuk itu, berikut ini adalah pengamatan para developer software yang sudah mengamati kelebihan serta kekurangan pada windows 8.
Kelebihan dan Kekurangan Windows 8
– Microsoft resmi merilis sistem operasi terbarunya, Windows 8. Pengembang
aplikasi (developer) menyambut hangat kedatangannya, yang diyakini
membawa angin segar dalam hal pengembangan maupun bisnis. Kelebihan dan
kekurangan apa saja yang ada di Windows 8? Microsoft kini membuka toko aplikasi
online di Windows 8, yang diberi nama Windows Store. Dengan adanya
toko aplikasi online ini, para pengguna diharapkan tertib mengunduh
aplikasi dari Windows Store. Ini memudahkan developer dalam mengontrol
aplikasi mereka. Yusak Setiawan dari TigaBelas Technology mengatakan, Windows
Store membuka peluang bagi developer Indonesia untuk menembus pasar
global. Microsoft telah membuka pendaftaran akun Windows Store sejak Agustus
2012 . Agar sebuah aplikasi masuk ke Windows Store, dibutuhkan penilaian yang
cukup ketat. “Ketat memang. Lebih ketat dibandingkan Android. Tapi kalau
dibandingkan dengan iOS, masih lebih ketat iOS,” kata Yusak.
Agar sebuah aplikasi bisa masuk ke
Windows Store, pihak pengontrol dari Microsoft memeriksa terlebih dahulu konten
dan kerapihan tampilan antarmuka penggunanya (User Interface/UI). Waktu yang
diperlukan untuk pemeriksaan itu kurang lebih sepekan. Jika UI sebuah aplikasi
menyimpang dari ketentuan, bisa jadi tidak lolos. Selain kategori game, aplikasi
yang ingin masuk ke Windows Store, diharuskan mengusung tampilan Windows
8-style UI, mengacu pada desain kotak-kotak seperti bentuk lantai. Tampilan ini
sebelumnya akrab disebut Metro Style. Namun, sejak Agustus lalu, Microsoft
mengubah nama Metro Style menjadi Windows 8-style UI. Selain itu, developer
juga bisa memanfaatkan fitur Live Tile untuk menyajikan konten terkini dan
Charm Bar agar aplikasi terkesan lebih hidup dan interaktif. Windows 8 kini
tidak hanya berjalan di PC, tapi juga di tablet yang menggunakan prosesor
berarsitektur x86 dan ARM.
Keberadaan komputer kategori baru convertible,
juga membuka peluang bisnis baru bagi developer. Convertible
adalah komputer yang bisa difungsikan sebagai tablet ataupun PC. Beberapa
produsen komputer membuat komputer yang bisa digeser. Jika dibuka atau digeser
ke atas, ia akan berwujud seperti notebook. Tapi jika ditutup atau digeser ke
bawah, ia nampak seperti tablet. Ada pula produsen yang membuat tablet, namun
disertai dengan dock papan ketik (keyboard).
Vice President Navcore Nextology
Farid Zulkarnain berpendapat, komputer convertible menjawab
permasalahan pengguna tablet yang selama ini kurang nyaman bekerja dengan
sentuhan jari. “Bagaimanapun, banyak orang yang lebih nyaman bekerja dengan
keyboard, touchpad, ataupun mouse,” kata Farid saat dijumpai KompasTekno
beberapa waktu lalu.
Di sinilah tantangan baru bagi developer,
bagaimana membuat aplikasi untuk dua modus bentuk fisik, sehingga aplikasi
tersebut nyaman digunakan saat convertible difungsikan sebagai tablet
maupun PC.
Kekurangan
Sejak windows 8 hadir, Microsoft
menginginkan agar semua aplikasi (kecuali game) dapat mengadopsi
tampilan Windows 8-style UI. Beberapa pengembang aplikasi sebenarnya kurang
nyaman dengan peraturan ini. Semua aplikasi akan terlihat sama, dengan desain
kotak-kotak. Dalam pelatihan membuat aplikasi Windows 8, pertanyaan semacam ini
sering dilontarkan para developer. “Nilai keunikan sebuah aplikasi
jadi hilang. Semua jadi kotak-kotak,” kata Yusak.
Untuk mengakalinya, menurut Yusak, developer
bisa memainkan desain pada latar belakang, tata letak, ataupun teks. Ada pula developer
yang menganggap tampilan kotak-kotak ukuran terkecil di Windows 8 masih
terlalu besar. Jika pengguna memasang banyak aplikasi, maka akan terlihat
banyak kotak-kotak berjejer ke kanan. Pengguna harus terus menggeser halaman
tampilan utama untuk mencari aplikasi yang hendak dibuka.
Namun, pengguna ini bisa mengatasi
masalah ini dengan masuk ke modus tampilan desktop.
Untuk membuat aplikasi di Windows,
dibutuhkan software Visual Studio, yang di dalamnya terdapat alat-alat
untuk membangun aplikasi. Bagi perusahaan rintisan (startup), harga software
Visual Studio terbilang mahal. “Kalau mau bikin aplikasi keren, pakai
Visual Studio versi Express. Tapi harga lisensinya mahal. Ini berat untuk startup
yang masih merintis seperti kita,” kata Dedi Mulyana dari Garuda Studio
asal Bandung.
Para developer juga
berharap, Microsoft dapat melakukan sosialisasi mendispilinkan pengguna agar
mengunduh aplikasi dari Windows Store. Ini dilakukan untuk menekan angka
pembajakan aplikasi. Selain itu, beberapa developer juga berharap
Microsoft bisa menjual aplikasi berbayar dalam mata uang Rupiah, sebagau upaya
meningkatkan kesadaran menggunakan aplikasi berbayar, dan dapat mendorong
penciptaan aplikasi lokal. sumber kompas.com.