Wengker.com, Warta Nahdliyin - Disaat sedang panas-panasnya menghadapi Pilkada serentak. Masyarakat Indonesia juga disuguhi berita Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang kabarnya mampu menggandakan uang. Ironis, banyak oknum pihak berwajib yang malah menjadi pelindung hal-hal klenik dan mustahil tersebut.
Hebatnya lagi ada mantan anggota DPR RI yang mati-matian membela Kanjeng Dimas Taat Pribadi. Padahal yang bersangkutan mendapatkan gelar S2 dan S3 dari Amerika, negeri yang terkenal dengan kemajuan pola pikirnya. Tidak itu saja, ada juga oknum perwira polisi bintang tiga yang turut menyaksikan penggandaan uang yang beredar di Youtube.
"Kenapa bisa seperti ini? Ini menandakan kesenjangan semakin melebar di negeri ini," kata Dimas Cokro Pamungkas, salah satu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) kepada Media, Selasa (4/10/2016).
Dimas yang merupakan tokoh muda NU ini mengungkapkan, kesenjangan yang semakin melebar di masyarakat itu meliputi ekonomi, dan pengetahuan baik umum maupun agama. Karena miskin harta maka membuat orang membabi buta dalam mencari hidup, apalagi yang terjerat hutang sehingga membutuhkan solusi instan untuk menyelesaikannya.
Sementara kesenjangan pengetahuan maka akan membuat orang tidak mengetahui apakah sedang ditolong apa ditipu. Karena orang tersebut tidak sadar apakah sedang dibantu apa dibodohi. Sedangkan kesenjangan pengetahuan agama akan membuat orang sembarangan saja dalam memilih guru, tanpa mengetahui orang yang dianggap guru itu benar apa tidak,
"Orang seperti ini maka tidak punya pengetahuan dasar kuat tentang mana yang halal dan mana yang haram," tegas Ketua Pencak Silat NU Pagar Nusa Sapujagad ini.
Dimas menuturkan, pihak yang bertanggungjawab agar tidak semakin banyak orang yang terjebak dalam hal klenik dan mustahil adalah pemerintah, tokoh agama dan siapapun yang peduli dengan kondisi negeri ini. Solusinya sangat sederhana, bila ada orang yang mengaku mampu menggandakan uang, punya bank ghaib, uang balik, jual tuyul, jual jin, dan semacamnya langsung amankan dan suruh buktikan.
"Kalau tidak mampu langsung penjarakan, karena saya yakin seyakin-yakinnya orang yang berbicara bab itu adalah penipu," tegasnya.
Dimas menegaskan, jika penipu tersebut dibiarkan maka yang menjadi korban adalah rakyat biasa yang akidahnya bisa melenceng. Korbannya akan tetap bodoh dan berfikir klenik terus. Padahal negara lain telah berencana ke bulan sementara Indonesia masih berkutat memikirkan penggandaan uang, bank ghaib, tuyul, jin, dan lainnya.
"Sungguh ironis dan memalukan. Ironisnya umat Islam yang dirugikan, karena umumnya para penipu tersebut berkedok ustadz atau tokoh islam dengan segala atribut keislamannya," paparnya.
Harian Terbit
Hebatnya lagi ada mantan anggota DPR RI yang mati-matian membela Kanjeng Dimas Taat Pribadi. Padahal yang bersangkutan mendapatkan gelar S2 dan S3 dari Amerika, negeri yang terkenal dengan kemajuan pola pikirnya. Tidak itu saja, ada juga oknum perwira polisi bintang tiga yang turut menyaksikan penggandaan uang yang beredar di Youtube.
"Kenapa bisa seperti ini? Ini menandakan kesenjangan semakin melebar di negeri ini," kata Dimas Cokro Pamungkas, salah satu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) kepada Media, Selasa (4/10/2016).
Dimas yang merupakan tokoh muda NU ini mengungkapkan, kesenjangan yang semakin melebar di masyarakat itu meliputi ekonomi, dan pengetahuan baik umum maupun agama. Karena miskin harta maka membuat orang membabi buta dalam mencari hidup, apalagi yang terjerat hutang sehingga membutuhkan solusi instan untuk menyelesaikannya.
Sementara kesenjangan pengetahuan maka akan membuat orang tidak mengetahui apakah sedang ditolong apa ditipu. Karena orang tersebut tidak sadar apakah sedang dibantu apa dibodohi. Sedangkan kesenjangan pengetahuan agama akan membuat orang sembarangan saja dalam memilih guru, tanpa mengetahui orang yang dianggap guru itu benar apa tidak,
"Orang seperti ini maka tidak punya pengetahuan dasar kuat tentang mana yang halal dan mana yang haram," tegas Ketua Pencak Silat NU Pagar Nusa Sapujagad ini.
Dimas menuturkan, pihak yang bertanggungjawab agar tidak semakin banyak orang yang terjebak dalam hal klenik dan mustahil adalah pemerintah, tokoh agama dan siapapun yang peduli dengan kondisi negeri ini. Solusinya sangat sederhana, bila ada orang yang mengaku mampu menggandakan uang, punya bank ghaib, uang balik, jual tuyul, jual jin, dan semacamnya langsung amankan dan suruh buktikan.
"Kalau tidak mampu langsung penjarakan, karena saya yakin seyakin-yakinnya orang yang berbicara bab itu adalah penipu," tegasnya.
Dimas menegaskan, jika penipu tersebut dibiarkan maka yang menjadi korban adalah rakyat biasa yang akidahnya bisa melenceng. Korbannya akan tetap bodoh dan berfikir klenik terus. Padahal negara lain telah berencana ke bulan sementara Indonesia masih berkutat memikirkan penggandaan uang, bank ghaib, tuyul, jin, dan lainnya.
"Sungguh ironis dan memalukan. Ironisnya umat Islam yang dirugikan, karena umumnya para penipu tersebut berkedok ustadz atau tokoh islam dengan segala atribut keislamannya," paparnya.
Harian Terbit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
>>> Please do not use anonymous ....
>>> Berikan data anda dengan benar.....
>>> Berikan komentar anda sebagai bukti bahwa anda adalah pengunjung dan bukan robot......
>>> Komentar ANONIM tidak akan ditanggapai oleh admin......
>>> Sorry, Admin will not respond to anonymous comments are not clear. so thank you