Wengker.com, Warta Nahdliyin - Boyolali, Ada simpang siur berita mengenai konflik antara warga dengan MTA di Dusun Bentangan, Desa Doplang, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Bagaimana sebenarnya konflik tersebut terjadi sehingga ada ratusan orang yang seolah siap angkat senjata disana? Berikut klarifikasi Iman Widodo, Koordinator Solidaritas Pagar Nusa Solo Raya sebagaimana disebarkan oleh fanspage Facebookresmi Pagar Nusa Klaten.
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Perlu kami beritahukan kepada saudara-saudara Pagar Nusa dan umat Islam bahwa:
1. Tidak ada rencana pengerahan pasukan sejumlah 15.000 orang dari Pagar Nusa Klaten untuk menghancurkan gedung MTA di Dusun Bentangan, Desa Doplang, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali dan melakukan penyerangan terhadap anggota MTA di desa tersebut, sebagaimana isu yang berkembang dikalangan tokoh Masyarakat, Ulama dan khalayak umum.
2. Tidak ada Konsolidasi ribuan anggota Pagar Nusa dari berbagai cabang se-Solo Raya di Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan untuk melakukan tujuan sebagaimana tersebut pada poin satu.
3. Konflik yang terjadi di Dusun Bentangan, Desa Doplang, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, sejak setahun terakhir dan memuncak pada hari sabtu, (23/07) murni dikarenakan masyarakat menolak kegiatan yang dilakukan oleh Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) dan MTA tidak mengindahkan penolakan masyarakat tersebut. Jadi, ini sama sekali bukan konfliknya Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dengan Organisasi MTA.
4. Adapun kronologi kasus yang kami dapatkan di lapangan bermula dari anggota MTA yang akan membangun gedung MTA dan menyelenggarakan kegiatan MTA di dusun tersebut namun ditolak masyarakat berdasarkan rapat warga.
5. Namun anggota MTA, yang jumlah anggotanya didusun tersebut hanya terdiri dari 2 kepala keluarga, mengajukan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) ke Pemerintah dan disetujui Pemerintah dengan ijin mendirikan Gedung Serba Guna (Bukan gedung MTA dan untuk kegiatan MTA).
6. Sejak itu, Konflik antara masyarakat dan anggota MTA sering terjadi. Beberapa mediasi telah dilakukan pihak pemerintah Kabupaten Boyolali. Namun warga tetap menolak dan MTA tetap ngotot mengadakan kegiatan.
7. Konflik semakin memanas pada hari sabtu (16/07) dimana MTA mengadakan acara halal bi halal di dusun tersebut dengan mendatangkan massa dalam jumlah yang besar dari luar daerah. Bentrok tidak dapat dihindarkan antara masyarakat dan anggota MTA, yang menyebabkan korban luka dipihak Masyarakat.
8. Intimidasi dan ancaman berkembang di Masyarakat bahwa pada sabtu berikutnya (23/07) MTA akan mendatangkan Satgas Keamanannya sejumlah 1000 orang ke dusun tersebut.
9. Merasa terancam, pada hari kamis, (20/07) masyarakat meminta bantuan kepada Pagar Nusa Kartasura untuk mengantisipasi keadaan.
10. Pada hari sabtu (23/07) pasukan gabungan Pagar Nusa Kartasura dan Pagar Nusa Klaten merapat dan membentuk formasi di rumah-rumah warga dusun Bentangan. Sejak pukul 09.00 WIB, massa tak dikenal terlihat memenuhi 1 Masjid, 2 Mushola, jalan utama dusun, depan gedung yang digunakan pengajian MTA, dan belakang gedung.
11. Sekitar pukul 12.30 WIB pihak kepolisian dengan diikuti warga melakukan Sweeping terhadap massa yang tidak dikenal tersebut dan didapati berbagai macam senjata tajam, seperti : Pedang, clurit, anak panah, gear, gesper, ketapel, dll.
12. Sekitar pukul 13.00 WIB, massa tak dikenal yang sebelumnya menguasai Masjid dan 2 Musholla bersama massa yang terus mengalir datang, merangsek ke depan gedung yang digunakan pengajian MTA dengan diusung menggunakan truck.
13. Polisi menghalangi akses masuk warga dusun Bentangan yang terdiri dari sebagian besar ibu-ibu, disebelah barat gedung yang digunakan pengajian MTA. Supaya tidak terjadi bentrok fisik.
14. Warga dusun Bentangan yang terdiri dari sebagian besar ibu-ibu tersebut melakukan orasi penolakan atas massa tak dikenal yang menginjak-injak kampung mereka. Aksi ibu-ibu ini ditanggapi dengan ejekan penghinaan dari massa yang berada didepan gedung MTA, seperti: menjulurkan lidah, melambaikan tangan seperti orang menantang, mengacungkan 2 jempol kebawah, dll.
15. Massa tak dikenal semakin banyak memasuki gedung dari arah timur dengan diusung menggunakan truck dan mobil. Merasa ibu-ibu yang melakukan orasi terancam oleh kedatangan ribuan massa tak dikenal, warga yang masih terkonsentrasi di depan-depan rumah, berkomunikasi dengan pasukan Pagar Nusa dan simpatisan warga yang lain untuk segera merapat mengamankan ibu-ibu yang berorasi.
16. Bentrokan tidak sempat terjadi karena ibu-ibu dalam pendampingan Pagar Nusa dan simpatisan warga yang lain, serta Blockade dari Polisi yang membatasi pihak warga dan massa tak dikenal.
17. Pagar Nusa menyebar pasukan ke timur gedung untuk menyisir keadaan, mengantisipasi segala kemungkinan, karena jumlah massa tak dikenal semakin banyak berdatangan dari arah timur. Dan pada penyisiran ini dijumpai segerombolan kelompok preman yang cukup terkenal di Jakarta ikut merangsek masuk bersama massa tak dikenal lainnya. Diketahui juga, Ambulans berlogo MTA jg disiapkan di jalan dekat gedung.
18. Massa tak dikenal yang diusung berkali-kali menggunakan truck sebagian besar secara kompak menggunakan topi yang dimiringkan agak kesamping dan bersepatu. Banyak diantara mereka yang terlihat bertatto. Fakta ini menimbulkan tafsir yang berkembang di Masyarakat bahwa massa tak dikenal yang menduduki dusun mereka tersebut bukanlah jamaah pengajian, tetapi kelompok-kelompok preman yang diorganisir.
19. Pihak Polisi dan TNI menambah jumlah personil untuk mengantisipasi keadaan. Sampai sekitar pukul 15.30 WIB suasana terkendali dan tidak terjadi bentrokan. Seorang Tokoh dari Solo di ikuti beberapa simpatisan warga dan masyarakat dusun Bentangan, mendesak pihak kepolisian untuk segera membubarkan pengajian MTA. Setelah bernegosiasi dengan perwakilan warga, Wakapolres Boyolali meminta pihak penyelenggara pengajian MTA untuk segera membubarkan diri.
20. Setelah itu, pengajian MTA bubar. Dan jamaah mereka yang terdiri dari massa tak dikenal dengan jumlah ribuan itu, di pulangkan perlahan-lahan dengan menggunakan mobil dan truck. Dan ketika pulang ekspresi dan gesture tubuh mereka tetap melecehkan masyarakat dusun Bentangan sebagaimana diawal mereka lakukan.
21. Pada hari berikutnya berkembang isu bahwa, MTA akan mendatangkan massa yang lebih besar lagi pada sabtu (30/07) besok. Masyarakat semakin merasa terintimidasi.
22. Disisi lain ada Isu yang berkembang meluas ke berbagai sosial media bahwa terjadi konflik antara NU dan MTA di dusun Bentangan, desa Doplang, kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Berbagai simpatisan yang mengatasnamakan NU siap meluncur ke dusun tersebut untuk membantu masyarakat.
23. Pihak PCNU Boyolali berhasil mengklarifikasi bahwa konflik di dusun Bentangan sama sekali bukanlah konflik antara ormas NU dan MTA. Dan berbagai macam simpatisan dan elemen NU yang mau masuk ke Boyolali berhasil dikondisikan dan di tenangkan. Serta diberi pengarahan bahwa cara-cara premanisme bukanlah jati diri NU yang selama ini terkenal dengan ormas Islam yang ajarannya ramah terhadap masyarakat.
24. Dukungan dan Solidaritas juga semakin berkembang dari para pendekar Pagar Nusa di berbagai daerah, dimana sejumlah pasukan akan diturunkan ke Boyolali menjelang sabtu (30/07). Namun pasukan berhasil dikondisikan berkat konsolidasi dengan pimpinan pusat, berbagai pendekar yang disepuhkan, dan komunikasi antar pimpinan cabang, terutama di area Solo raya.
25. Pemerintah diwakili wakil Bupati Boyolali menyelenggarakan mediasi antara MTA dan Kepala Desa yang terkait, Rabu (27/07) di Kesbangpol Boyolali dan disepakati beberapa keputusan yang diantaranya:
(1). Kedua belah pihak sepakat utk menjaga kerukunan dan menjaga keutuhan NKRI. (2). Kedua belah pihak saling menginformasikan kpd jajaran sampai paling bawah bahwa wajib menjaga kerukunan dan keutuhan NKRI, (3). Pengajian MTA di dusun Bentangan sepakat untuk dipindahkan ke desa Randusari menerima secara tangan terbuka, (4). Pelaksanaan pemindahan terkait tempat dsbnya, pihak MTA akan berkoordinasi langsung kepada lurah Randusari bpk. Satu Budiyono. Dan kesepakatan antara MTA dg pihak desa Randusari tersebut telah disepakati secara tertulis hari ini, kamis (28/07).
26. Berdasarkan hal tersebut, dan kesepakatan antara Warga dusun Bentangan, Pagar Nusa, GP Ansor dan Banser se Solo Raya, rabu (27/7) Pagar Nusa Klaten dan Kartasura menarik pasukan dari konsentrasi pengamanan di dusun Bentangan, desa Doplang, kecamatan Teras, kabupaten Boyolali. Akan tetapi sebagaimana komitmen kami dari awal, kami akan terus mengawal dan melakukan pendampingan terhadap masyarakat dusun tersebut dari segala bentuk tindak intimidasi, ancaman dan premanisme sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
.
Gunung Jabalkat, Klaten 28-07-2016
.
Iman Widodo
Koordinator Solidaritas Pagar Nusa Solo Raya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
>>> Please do not use anonymous ....
>>> Berikan data anda dengan benar.....
>>> Berikan komentar anda sebagai bukti bahwa anda adalah pengunjung dan bukan robot......
>>> Komentar ANONIM tidak akan ditanggapai oleh admin......
>>> Sorry, Admin will not respond to anonymous comments are not clear. so thank you