Unordered List

Qiyamul Lail VS Belajar

 on Minggu, 12 Juni 2016  

Wengker.com, Pendidikan Religi - Manakah yang lebih utama antara qiyaamul lail dengan belajar? Demikian pertanyaan yang kuterima pagi tadi via WA.
Guna menjawab pertanyaan tersebut, kita mesti mengetahui terlebih dahulu hukum masing-masing keduanya. Hukum qiyaamul lail sdh bisa dipastikan sunnah, sementara hukum belajar ada dua, adakalanya fardhu 'ain dan adakalanya fardhu kifaayah, tergantung dari materi yang dipelajari. Sehingga dari sisi perbedaan hukum keduanya dapat ditarik sebuah konklusi dan jawaban bahwa begadang untuk belajar lebih utama. Sebab perbandingannya adalah hukum sunnah vs fardhu. [Hasyiah Radd al-Mukhtaar, I/41].
Guna memperkuat jawaban ini, perhatikan hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas berikut:
تدارس العلم ساعة من الليل خير من احيائها
"Berdiskusi di waktu malam walau hanya sebentar, lebih baik dari menghidupkan malam dengan selainnya" [Muratul Miftaah li Tabrizi, II/376]
Hadis Nabi berikut lebih memperkuat lagi keutamaan belajar:
"Rasullah saw ditanya tentang dua orang laki-laki dari golongan Bani Israail, salah satu dari mereka alim dan selalu duduk untuk belajar dan mengajar yang baik kepada manusia sehabis salat maktubah. Satunya lagi selalu berpuasa dan salat malam setiap malamnya. Manakah yang lebih utama diantara keduanya? Rasulullah menjawab, "Lebih utama mereka yang alim dan selalu duduk untuk belajar mengajar yang baik kepada manusia sehabis salat maktubah dari pada mereka yang selalu berpuasa dan salat malam di setiap malamnya. Keutamaannya sama dengan keutamaanku terhadap paling rendahnya kalian". Kemudian Rasul bersabda, "Sesungguhnya Malaikat dan penduduk langit bahkan semut yang ada di lubangnya dan juga ikan di laut memohonkan ampun terhadap orang yang mengajari manusia hal-hal baik". [Sunan Darami, I/382].
Masih banyak lagi komentar-komentar lain yang lebih mengunggulkan belajar atas qiyaamul lail. Seperti Al-Ghazali misalnya pernah mengatakan, "Ilmu dan amal harus selalu ada. Namun, ilmu lebih utama daripada amal sebab ilmu adalah ruhnya segala amal perbuatan. Tidak mungkin amal ibadah kita diterima oleh Allah swt tanpa mengetahu ilmu ibadah". Sementara Imam Ahmad mengatakan, "Kebutuhan manusia akan ilmu melebihi kebutuhan manusia terhadap makan dan minum. Sebab manusia butuh makan sehari dan semalam sebanyak dua-tiga kali, sementara kebutuhan manusia terhadap ilmu adalah sebanyah hitungan nafas yang keluar....."[Faidul Qadir, IV/55, Hasyiah Jamal, II/327].
Entohpun demikian, meskipum belajar lebih utama dari pada shalat sunnah di waktu malam. Akan tetapi, muslim paripurna adalah mereka yang punya komitmen kuat dan mampu menyatukan antara ilmu dan ibadah atau amal. Sebab keduanya adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dan tidak perlu dipertentangkan. Orang bijak berkata, "Ibadah adalah buah dari pohon ilmu", al-'ibaadah hiya tdamrotul ilmi". Imam Hasan Bashri berpesan, "Carilah ilmu tanpa harus melalaikan ibadah, dan beribadahlah tanpa lalai dalam mencari ilmu". [Minhaanul 'Abidin, 16].
Walhasil, hanya ada satu natijah yang bisa dijadikan pesan moral dalam mengakhiri kajian ini, yakni: "Berilmu Amaliah dan Beramal Ilmiah".
Wallahu A'lam bi al-Shawwab...!
Oleh Bapak Ahmad Syafi'i



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

>>> Please do not use anonymous ....
>>> Berikan data anda dengan benar.....
>>> Berikan komentar anda sebagai bukti bahwa anda adalah pengunjung dan bukan robot......
>>> Komentar ANONIM tidak akan ditanggapai oleh admin......
>>> Sorry, Admin will not respond to anonymous comments are not clear. so thank you

Diberdayakan oleh Blogger.
J-Theme