Wengker.com, Warta Nahdliyin - Pelatih pencak silat Pagar Nusa Bandung Saefudin Zh menyayangkan sikap berlebihan admin situs www.voa-islam.com yang telah memuat warta fitnah, hasut, pelecehan dan penyebaran konten dengan isu SARA. Saefudin menegaskan bahwa kebebasan di era reformasi ini tetap tunduk pada undang-undang yang berlaku.
Saefudin salah seorang tim dari Bandung yang melaporkan pelanggaran admin situs www.voa-islam.com ke Kantor Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Kepolisian RI. "Kebebasan seharusnya digunakan untuk amal kebaikan. Tapi voa-islam justru menggunakan untuk sarana menghasut dan mengadu-domba umat," terang pengurus masjid di kawasan Lembang kabupaten Bandung itu.
Menurut Saefudin, agenda laporan situs yang beberapa hari ini mati karena bukan semata menyangkut nama KH Abdurrahman Wahid, tetapi juga menyinggung PBNU. Terlebih penting lagi adalah sikap rasis dari pihak voa-islam terhadap etnik Cina. "Mereka sengaja membangun opini tendensius untuk menjelek-jelekkan PBNU. Coba lihat tulisan ini," katanya sambil menunjukkan sejumlah kalimat yang dimuat voa-islam.
Tertulis dalam berita www.voa-islam.com, "Konon kantor PBNU, di Jalan Kramat itu, juga tak lepas dari sumbangan dari para ‘taoke’ Cina.” Menurut Saefudin, sekalipun menggunakan kata “konon”, jelas itu upaya membangun opini buruk. Kalau belum pasti mengapa penulisnya tidak melakukan cek terlebih dahulu? Mengapa percaya pada konon? Dan siapa yang mengatakan itu?" ucap Saefudin, Kamis (19/11). Saefudin Zh melihat banyaknya berita situs www.voa-islam.com yang memang konstruksinya dibangun untuk sarana hasut dan fitnah. Sekalipun situs itu mati sejak rabu 18 November 2015 lalu, tetapi Saefudin bersama sahabat-sahabatnya masih memiliki arsip. Bahkan sebagian masih terpampang di google.com.
Saefudin kini sedang menunggu kabar secepat dari pihak Bareskrim Polri. Sambil menunggu, ia bersama sahabatnya aktif menggalang solidaritas. Pengurus-pengurus Pagar Nusa dikonsolidasikan. Jejaring kelompok sosial dimaksimalkan. "Ini bukan urusan semata Gus Dur. Tapi urusan ke-NUan, dan juga usaha menyehatkan pers. Jangan sampai kebebasan justru dijadikan sarana pemberitaan yang tidak beradab. Kita orang Islam harus mengerti akhlaq. Karena itulah kita tertantang untuk menyelesaikan masalah ini sampai tuntas," paparnya.
Saefudin dalam urusan ini tidak akan berhenti sekalipun di balik Voa-Islam.com tersebut merupakan golongan Islam garis keras. (Satar Sakri/Alhafiz K)
Sumber Info
Saefudin salah seorang tim dari Bandung yang melaporkan pelanggaran admin situs www.voa-islam.com ke Kantor Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Kepolisian RI. "Kebebasan seharusnya digunakan untuk amal kebaikan. Tapi voa-islam justru menggunakan untuk sarana menghasut dan mengadu-domba umat," terang pengurus masjid di kawasan Lembang kabupaten Bandung itu.
Menurut Saefudin, agenda laporan situs yang beberapa hari ini mati karena bukan semata menyangkut nama KH Abdurrahman Wahid, tetapi juga menyinggung PBNU. Terlebih penting lagi adalah sikap rasis dari pihak voa-islam terhadap etnik Cina. "Mereka sengaja membangun opini tendensius untuk menjelek-jelekkan PBNU. Coba lihat tulisan ini," katanya sambil menunjukkan sejumlah kalimat yang dimuat voa-islam.
Tertulis dalam berita www.voa-islam.com, "Konon kantor PBNU, di Jalan Kramat itu, juga tak lepas dari sumbangan dari para ‘taoke’ Cina.” Menurut Saefudin, sekalipun menggunakan kata “konon”, jelas itu upaya membangun opini buruk. Kalau belum pasti mengapa penulisnya tidak melakukan cek terlebih dahulu? Mengapa percaya pada konon? Dan siapa yang mengatakan itu?" ucap Saefudin, Kamis (19/11). Saefudin Zh melihat banyaknya berita situs www.voa-islam.com yang memang konstruksinya dibangun untuk sarana hasut dan fitnah. Sekalipun situs itu mati sejak rabu 18 November 2015 lalu, tetapi Saefudin bersama sahabat-sahabatnya masih memiliki arsip. Bahkan sebagian masih terpampang di google.com.
Saefudin kini sedang menunggu kabar secepat dari pihak Bareskrim Polri. Sambil menunggu, ia bersama sahabatnya aktif menggalang solidaritas. Pengurus-pengurus Pagar Nusa dikonsolidasikan. Jejaring kelompok sosial dimaksimalkan. "Ini bukan urusan semata Gus Dur. Tapi urusan ke-NUan, dan juga usaha menyehatkan pers. Jangan sampai kebebasan justru dijadikan sarana pemberitaan yang tidak beradab. Kita orang Islam harus mengerti akhlaq. Karena itulah kita tertantang untuk menyelesaikan masalah ini sampai tuntas," paparnya.
Saefudin dalam urusan ini tidak akan berhenti sekalipun di balik Voa-Islam.com tersebut merupakan golongan Islam garis keras. (Satar Sakri/Alhafiz K)
Sumber Info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
>>> Please do not use anonymous ....
>>> Berikan data anda dengan benar.....
>>> Berikan komentar anda sebagai bukti bahwa anda adalah pengunjung dan bukan robot......
>>> Komentar ANONIM tidak akan ditanggapai oleh admin......
>>> Sorry, Admin will not respond to anonymous comments are not clear. so thank you