Unordered List

Reinterpretasi Konsep Tawakkal

 on Selasa, 15 Desember 2015  

Wengker.com, Pendidikan Religi - Di saat mentari pagi menampakkan senyumnya di ujung timur, Umar bin Khathab masuk ke masjid. Dilihatnya ada seseorang sedang khusyu' berdoa, menengadahkan kedua tangannya ke langit dengan suara agak keras dan diulang-ulang, "Ya Allah, berilah hambmu ini rezki yang melimpah." Umar mendekatinya seraya berkata:

لاَ يَقْعُدُ  أَحَدُكُمْ عَنْ طَلَبِ الرِّزْقِ  وَهُوَ يَقُوْلُ: اللّهُمَّ ارْزُقْنِي وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّ السَّمآءَ لاَ تُمْطِرُ ذَهَبًا وَلاَ فِضَّةً

“Janganlah salah seorang dari kalian hanya duduk-duduk tanpa mencari rezeki dan berdo’a: “Ya, Allah berilah aku rezki”, padahal ia tahu benar bahwa langit ini tidak akan pernah menurunkan hujan emas maupun perak”.
Kemudian Umar menyuruh orang ini keluar dari masjid untuk bekerja di ladang atau di pasar.

Indah nian kisah di atas. Sesungguhnya Umar tidak melarang orang tersebut untuk berdo'a kepada Allah. Umar tahu bahwa wajib hukumnya bagi setiap muslim untuk berdoa kepada Allah, karena "doa adalah senjata orang mu'min". Lantas mengapa dalam kasus di atas Umar marah kepada orang yang sedang berdoa kepada Allah dan menyuruhnya keluar dari masjid?

Jawabannya, karena Umar hendak memberikan pencerahan tentang konsep "tawakkal" yang benar. Tawakkal kerap kali disalah pahami hanya sebagai sikap menyerahkan dirinya dan cita-citanya kepada keadaan, tanpa perlu ada usaha maksimal. Pemahaman semacam ini jelas keliru, tawakkal seharusnya dipahami sebagai sikap lahir setelah bekerja dan berusaha keras secara maksimal yang dilakukan tidak hanya sekali. Setelah ikhtiar seperti itu, maka dengan bekal iman kepada Allah, keberhasilannya akhirnya tidak selalu ditentukan oleh dirinya. Dengan sikap tawakkal seperti ini, maka akan terhindar dari sikap frustrasi atau putus asa.

Pesan agar umat Islam perlu mengembangkan sikap positif terhadap kerja pada dasarnya memang memiliki dasar normatif yang cukup kuat dalam Islam. Salah satunya diilustrasikan oleh sebuah hadis  yang menceritakan: “Ketika Rasulullah saw bertanya kepada seorang Badui Arab: “Di mana ontamu?”, Jawab si Badui: “Arsilu nâqatî wa atawakkalu” (aku lepas untaku tanpa diikat dan kemudian aku bertawakkal), beliau lalu bersabda: “i’qilhâ wa tawakkal” (ikatlah untamu terlebih dahulu baru kemudian bertawakkallah)”.  Inilah tawakkal yang benar, usaha yang maksimal dahulu, baru menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah. 

Statement Umar tersebut juga bisa dimaknai bahwa rizki tidak bisa diperoleh dengan mengandalkan do’a semata atau mengharapkan pemberian orang lain, melainkan harus dicari melalui usaha dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Bukankah para ulama besar dan kaum shufi selalu menekankan pentingnya bekerja atau memiliki pekerjaan? Mereka sendiri juga terlibat dalam usaha perdagangan, home industri, pertanian dan lain-lain. Abû Hanîfah misalnya, dikenal sebagai al-Bazzar, pedagang kain. Ia mempunyai toko dan melayani sendiri. Pada saat-saat tidak ada pembeli, Abû Hanîfah mengisi waktunya dengan membaca kitab atau memberi fatwa. Ayah Imâm al-Ghazzâlî juga dikenal sebagai pemintal benang untuk dijadikan kain. Sari al-Saqatî, seorang shufi kenamaan (w. 255 H/ 871 M) adalah seorang saudagar bangunan di pasar. Abû Qâsim al-Junaidî (w. 295 H/ 910 M) memiliki toko pemotong kaca dan melayani sendiri para pembelinya. Ibnu Khafîf menginformasikan: “pada masaku kebanyakan para guru shufi memiliki pekerjaan sebagai penopang hidup mereka. Aku sendiri belajar memintal benang. Hasilnya aku jual di pasar untuk menghidupi keluargaku”, (Warisan Sufi, I/8). Dan masih banyak kisah inspiratif lainnya yang bisa kita jadikan landasan dalam memaknai konsep tawakkal secara dinamis.
Oleh Bapak Ahmad Syafi'i



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

>>> Please do not use anonymous ....
>>> Berikan data anda dengan benar.....
>>> Berikan komentar anda sebagai bukti bahwa anda adalah pengunjung dan bukan robot......
>>> Komentar ANONIM tidak akan ditanggapai oleh admin......
>>> Sorry, Admin will not respond to anonymous comments are not clear. so thank you

Diberdayakan oleh Blogger.
J-Theme