Sebelum jilbab populer seperti
sekarang ini, Hindun sudah selalu
memakai busana muslimah itu. Dia
memang seorang muslimah taat
dari keluarga taat. Meski mulai SD tidak belajar agama di madrasah,
ketaatannya terhadap agama,
seperti shalat pada waktunya, puasa
Senin-Kamis, salat Dhuha, dsb, tidak
kalah dengan mereka yang dari
kecil belajar agama. Apalagi setelah di perguruan tinggi. Ketika di
perguruan tinggi dia justru seperti
mendapat kesempatan lebih aktif
lagi dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Dalam soal syariat agama, seperti
banyak kaum muslimin kota yang
sedang semangat-semangatnya berislam ria, sikapnya tegas.
Misalnya bila dia melihat sesuatu
yang menurut pemahamannya
mungkar, dia tidak segan-segan
menegur terang-terangan. Bila dia melihat kawan perempuannya
yang muslimah, dia biasa
memanggilnya ukhti jilbabnya kurang rapat, misalnya, langsung
dia akan menyemprotnya dengan
lugas. Dia pernah menegur dosennya yang
dilihatnya sedang minum dengan
memegang gelas tangan kiri,
"Bapak kan muslim, mestinya bapak
tahu soal tayammun," katanya,
"Nabi kita menganjurkan agar untuk melakukan sesuatu yang baik,
menggunakan tangan kanan!"
Dosen yang lain ditegur terang-
terangan karena merokok. "Merokok itu salah satu senjata
setan untuk menyengsarakan anak
Adam di dunia dan akherat. Sebagai
dosen, Bapak tidak pantas
mencontohkan hal buruk seperti
itu." Dia juga pernah menegur terang-terangan dosennya yang memelihara anjing. "Bapak tahu
enggak? Bapak kan muslim?! Anjing
itu najis dan malaikat tidak mau
datang ke rumah orang yang ada
anjingnya!" Di samping ketaatan dan
kelugasannya, apabila bicara
tentang Islam, Hindun selalu
bersemangat. Apalagi bila sudah
bicara soal kemungkaran dan
kemaksiatan yang merajalela di Tanah Air yang menurutnya banyak
dilakukan oleh orang-orang Islam,
wah, dia akan berkobar-kobar
bagaikan banteng luka. Apalagi bila
melihat atau mendengar ada orang
Islam melakukan perbuatan yang menurutnya tidak rasional,
langsung dia mengecapnya sebagai
klenik atau bahkan syirik yang
harus diberantas. Dia pernah ikut
mengoordinasi berbagai
demonstrasi, seperti menuntut ditutupnya tempat-tempat yang
disebutnya sebagai tempat-tempat
maksiat, demonstrasi menentang
sekolah yang melarang muridnya
berjilbab, hingga demonstrasi
menuntut diberlakukannya syariat Islam secara murni. Mungkin
karena itulah, dia dijuluki kawan-
kawannya si bidadari tangan besi.
Dia tidak marah, tetapi juga tidak
kelihatan senang dijuluki begitu.
Yang penting menurutnya, orang Islam yang baik harus selalu
menegakkan amar makruf nahi
mungkar di mana pun berada.
Harus membenci kaum yang ingkar
dan menyeleweng dari rel agama. Bagi Hindun, amar makruf nahi
mungkar bukan saja merupakan
bagian dari keimanan dan
ketakwaan, tetapi juga bagian dari
jihad fi sabilillah. Karena itu dia
biarkan saja kawan-kawannya menjulukinya bidadari tangan
besi. Ketika beberapa lama
kemudian dia menjadi istri
kawanku, Mas Danu, ketaatannya
kian bertambah, tetapi kelugasan
dan kebiasaannya menegur terang- terangan agak berkurang. Mungkin ini disebabkan karena Mas
Danu orangnya juga taat, namun
sabar dan lemah lembut. Mungkin
dia sering melihat bagaimana Mas
Danu, dengan kesabaran dan
kelembutannya, justru lebih sering berhasil dalam melakukan amar
makruf nahi mungkar. Banyak
kawan mereka yang tadinya
mursal, justru menjadi insaf dan
baik oleh suaminya yang lembut itu.
Bukan oleh dia. Sudah lama aku tidak mendengar
kabar mereka, kabar Mas Danu dan
Hindun. Dulu sering aku menerima
telepon mereka. Sekadar
silaturahmi. Saling bertanya kabar.
Tetapi, kemudian sudah lama mereka tidak menelepon. Aku
sendiri pernah juga beberapa kali
menelepon ke rumah mereka, tapi
selalu kalau tidak terdengar nada
sibuk, ya, tidak ada yang
mengangkat. Karena itu, ketika Mas Danu tiba-tiba menelepon, aku
seperti mendapat kejutan yang
menggembirakan. Lama sekali kami berbincang-binc
ang di telepon, melepas
kerinduan. Setel ah saling tanya kabar masing-masing, Mas Danu
bilang, "Mas, Sampeyan sudah
dengar belum? Hindun sekarang
punya syeikh baru lo? "Syeikh baru?" tanyaku. Mas Danu
memang suka berkelakar. "Ya,
syeikh baru. Tahu, siapa? Sampeyan
pasti enggak percaya. "Siapa, mas?" tanyaku benar-benar
ingin tahu. "Jibril, mas. Malaikat
Jibril!" "Jibril ?" aku tak bisa menahan tertawaku. Kadang-kadang sahabatku ini
memang sulit dibedakan apakah
sedang bercanda atau tidak. "Jangan
ketawa! Ini serius! "Wah. Katanya, bagaimana
rupanya?" aku masih kurang
percaya. "Dia tidak cerita rupanya,
tetapi katanya, Jibril itu humoris
seperti Sampeyan. "Saya ngakak. Tetapi, di seberang
sana, Mas Danu kelihatannya benar-
benar serius, jadi kutahan-tahan
juga tawaku. "Bagaimana ceritanya,
mas?" Ya, mula-mula dia ikut grup
pengajian. Kan di tempat kami
sekarang lagi musim grup-grup
pengajian. Ada pengajian eksekutif, pengajian seniman, pengajian
pensiunan, dan entah apa lagi. Nah, lama-lama gurunya itu didatangi
malaikat Jibril dan sekarang
malaikat Jibril itulah yang langsung
mengajarkan ajaran-ajaran dari
langit. Sedangkan gurunya itu hanya
dipinjam mulutnya. "Bagaimana mereka tahu bahwa
yang datang itu malaikat Jibril?" "Lo,
malaikat Jibrilnya sendiri yang
mengatakan. Kepada jemaahnya,
gurunya itu, maksud saya malaikat
Jibril itu, menunjukkan bukti berupa fenomena-fenomena alam yang ajaib yang tidak mungkin bisa
dilakukan oleh manusia. "Ya, tetapi jin dan setan kan bisa
melakukan hal seperti itu, mas!"
selaku, "Kan ada cerita, dahulu
Syeikh Abdul Qadir Jailani, sufi yang
termasyhur itu, pernah digoda iblis
yang menyamar sebagai Tuhan berbentuk cahaya yang terang
benderang. Konon, sebelumnya,
Iblis sudah berhasil menjerumuskan
40 sufi dengan cara itu. Tetapi,
karena keimanannya yang tebal,
Syeikh Abdul Qadir bisa mengenalinya dan segera
mengusirnya. "Tak tahulah, mas. Yang jelas
jemaahnya banyak orang pintarnya
lo." Wah. "Ketika percakapan akhirnya disudahi dengan janji dari
Mas Danu dia akan terus menelepon
bila sempat, aku masih tertegun. Aku membayangkan sang bidadari
bertangan besi yang begitu tegar
ingin memurnikan agama itu kini
"hanya" menjadi pengikut sebuah
aliran yang menurut banyak orang
tidak rasional dan bahkan berbau klenik. Allah Maha kuasa! Dialah
yang kuasa menggerakkan hati dan
pikiran orang. Beberapa minggu kemudian aku
mendapat telepon lagi dari
sahabatku Mas Danu. Kali ini, dia
bercerita tentang istrinya dengan
nada seperti khawatir. "Wah, mas, Hindun baru saja
membakar diri. "Apa, mas?" aku
terkejut setengah mati, "membakar
diri bagaimana?" Gurunya yang mengaku titisan Jibril
itu mengajak jemaahnya untuk
membersihkan diri dari kekotoran-
kekotoran dosa. Mereka menyiram diri mereka dengan
spritus kemudian membakarnya. "Hei," aku ternganga. Dalam hati
aku khawatir juga, soalnya aku
pernah mendengar di luar negeri
pernah terjadi jemaah yang diajak
guru mereka bunuh diri. "Yang lucu, mas," suara Mas Danu
terdengar lagi melanjutkan,
"gurunya itu yang paling banyak
terbakar bagian-bagian tubuhnya.
Berarti kan dia yang paling banyak
dosanya ya, mas?! "Aku mengangguk, lupa bahwa
kami sedang bicara via
telepon. "Doakan sajalah mas!" kata sahabatku di seberang
menutup pembicaraan. Beberapa hari kemudian Mas Danu
menelepon lagi, menceritakan bahwa istrinya kini jarang pulang.
Katanya ada tugas dari Syeikh Jibril
yang mengharuskan jemaahnya
berkumpul di suatu tempat. Tugas berat, tetapi suci. Memperbaiki
dunia yang sudah rusak ini. "Pernah pulang sebentar, mas" kata
Mas Danu di telepon, "dan
Sampeyan tahu apa yang
dibawanya? Dia pulang sambil
memeluk anjing. Entah dapat dari
mana?
"Setelah itu, Mas Danu tidak pernah menelepon lagi. Aku
mencoba menghubunginya juga
tidak pernah berhasil. Baru hari ini.
Tak ada hujan tak ada angin, aku
menerima pesan di HP-ku, SMS,
isinya singkat: "Mas, Hindun sekarang sudah keluar dari Islam.
Dia sudah tak berjilbab, tak salat,
tak puasa. (Danu). "Aku tidak bisa membayangkan
bagaimana perasaan Mas Danu saat
menulis SMS itu. Aku sendiri yang
menerima pesan itu, tidak bisa
menggambarkan perasaanku
sendiri. Hanya dari mulutku meluncur saja ucapan masya Allah.
Oleh KH. A. Mustofa Bisri
, Rembang, Akhir Ramadan 1423 Pernah dimuat di media Indonesia, 3
September 2003
Bidadari Yang Dibawa Jibril
Jumat, 08 Maret 2013 on Label: B E B A S, CERITA HIKMAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
>>> Please do not use anonymous ....
>>> Berikan data anda dengan benar.....
>>> Berikan komentar anda sebagai bukti bahwa anda adalah pengunjung dan bukan robot......
>>> Komentar ANONIM tidak akan ditanggapai oleh admin......
>>> Sorry, Admin will not respond to anonymous comments are not clear. so thank you