Gasud.com, Realita Ponorogo - Entah seperti apa
pemilahan dan pemilihan warga miskin yang berhak mendapat kompensasi Kebijakan
pemerintahan Jokowi menaikan harga bahan bakar minyak (BBM), karena banyak
warga yang ternyata tidak dapat dana tersebut, salah satunya adalah Watirah.
Inilah potretnya. “Ya, saya setiap hari mencari plastik seperti ini mas, saya
jual untuk makan sehari-hari,” buka Watirah ditemui di rumahnya yang sederhana.
Watirah mengaku, sehari-hari dirinya bertahan hidup dari berjualan sampah
plastik. Dari sampah plastik tersebut, Watirah hanya memperoleh uang paling
banyak Rp 10 ribu tiap hari. “Paling banyak ya sepuluh ribu
mas, kalau sepi paling ya cuma lima ribu rupiah,” ucapnya, sembari membersihkan
sampah plastik di halaman rumahnya.
Saat ditanya tentang bantuan langsung dari
pemerintah sebagai kompensasi kenaikan harga BBM, Watirah mengaku tidak banyak
tahu, namun dirinya hanya mendengar dari cerita tetangganya, kalau saat ini
pemerintah sedang menggulirkan bantuan untuk rakyat miskin seperti dirinya. Dia
juga mengaku tidak pernah ada yang mendaftarkan untuk menjadi penerima bantuan
tersebut. “Tidak pernah ada yang datang kesini untuk mendaftarkan saya mas, dan
saya tidak menerima bantuan itu,”kata Watirah, dengan wajah polos yang
memancarkan atas beratnya penderitaanya. Selain itu, demi menghemat uang untuk
menyambung hidup, Watirah juga terpaksa mengkonsumsi tiwul, makanan yang
berasal dari ketela pohung. ”Ya bagaimana lagi mas, saya hanya bisa membeli
gaplek untuk makan saya sehari-hari, ini karena sekarang harga beras mahal,”
ujarnya sembari menunjukan tiwul yang siap ditanaknya, di dapur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
>>> Please do not use anonymous ....
>>> Berikan data anda dengan benar.....
>>> Berikan komentar anda sebagai bukti bahwa anda adalah pengunjung dan bukan robot......
>>> Komentar ANONIM tidak akan ditanggapai oleh admin......
>>> Sorry, Admin will not respond to anonymous comments are not clear. so thank you