1.Kecantikan & ketampanan wajah
sang kekasih.Semakin cantik atau tampan wajahnya,akan semakin nikmat
memandangnya.
2.Kuatnya cinta dan nafsu
asmaranya.Kenik matan yang dirasakan oleh yang begitu mendalam cintanya berbeda
dengan orang yang dangkal cintanya.
3.Pengetahuanny a.Kenikmatan
memandang sang kekasih dalam gelap,dari balik tirai tipis,atau dari jarak
jauh,tidak akan sama dengan kenikmatan memandangnya dari dekat,tanpa tirai dan
di bawah lampu yang terang.Apalagi kenikmatan berbaring bersamanya tanpa dengan
atau tanpa pakaian.
4.Ada tidaknya rintangan dan
kesedihan.Kenik matan yang dirasakan orang yang sehat,tidak punya masalah,dan
memandangnya seorang diri,pasti tak akan sama dengan kenikmatan yang dirasakan
orang yang sakit,sedang bersedih, takut dan hatinya sibuk dengan banyak
masalah.
Lalu, mari kita coba bayangkan, ada
orang yang sedang jatuh cinta,tapi kadar cintanya tidak seberapa.Ia memandang
kekasihnya dari balik tirai tipis,dari jarak jauh dan tak melihat dengan
jelas.Saat itu ia dikerubungi dan disengat serangga berbisa semacam
kalajengking dan tabuhan yang mengganggu sehingga hatinya tidak tentram.Dalam
situasi semacam ini tentu ia tidak akan merasakan kenikmatan sedikit pun saat
memandang kekasihnya. Bayangkan pula,tiba-tiba keadaan berubah.Tirai itu
terkoyak dan cahaya menyala begitu sempurna.Tak ada serangga yang
menyakiti.Fisik nya juga sehat,hatinya tenang tak punya masalah,dan gelora
nafsunya mencapai puncak. Coba bayangkan,betap a berlibatgandany a kenikmatan
yang ia rasakan itu.Jangan perbandingkan dengan kondisi sebelumnya.Yang
sebelumnya pasti tak ada artinya apa-apa! Begitulah kira-kira perbandingan
antara kenikmatan menatap wajah Allah dan makrifat. Tirai tipis adalah
perumpamaan bagi tubuh dan kesibukan mengurusnya.Kal ajengking dan tabuhan
adalah perumpamaan bagi hawa nafsu yang menguasai manusia,seperti
haus,lapar,mara h,sedih,susah dan lemah syahwat. Cinta adalah perumpamaan bagi
keterbatasan jiwa berikut segenap kelemahannya di dunia,cenderung menoleh ke
alam rendah dan tidak merindukan ke alam tinggi.Keterbat asan jiwa ini bisa
diibaratkan seperti keterbatasan bayi untuk merasa tertarik dengan kenikmatan
kekuasaan, sebab ia hanya menyukai dunia bermain saja.
Dikutip dari Al-Mahabbah
karya Imam Al- Ghazali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
>>> Please do not use anonymous ....
>>> Berikan data anda dengan benar.....
>>> Berikan komentar anda sebagai bukti bahwa anda adalah pengunjung dan bukan robot......
>>> Komentar ANONIM tidak akan ditanggapai oleh admin......
>>> Sorry, Admin will not respond to anonymous comments are not clear. so thank you