Unordered List

Warga Polorejo Membunuh Mertua Dengan Martil - Menyerahkan Diri Ke Polsek Babadan

 on Selasa, 05 Juni 2012  

Lagi lagi kota Ponorogo tercinta digegerkan dengan tindak kriminal pembunuhan. Seorang menantu tega membunuh mertuanya sendiri dengan martil, peristiwa itu menimpa Anom Suroto (71) warga Jalan Pengairan 38, RT01/02, Desa Pondok, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Kakek malang itu tewas di Ruang UGD RSUP Jatim dr Soedono di Kota Madiun setelah menantunya, Hendra Lukman (24), memukul kepalanya dengan martil. Informasi dihimpun, kejadian ini berlangsung Minggu (3/5) malam sekitar pukul 22.30 lalu, saat itu, pelaku kini telah diamankan di Mapolres Ponorogo, mendatangi rumah korban bersama anaknya Dehan Putra (4). Setelah dibukakan pintu oleh korban, pelaku langsung memukul dahi korban dengan martil dibawanya dari rumah. Setelah mertuanya tersungkur dan tertelungkup, pelaku kembali memukul kepala korban hingga tiga kali. Usai melakukan pemukulan ini, pelaku langsung mendatangi Polsek Babadan dengan mengendarai motor bersama anaknya. “Tiba-tiba dia datang dan menyatakan baru saja methik (memartil) bapak mertuanya,” ungkap Kapolsek Babadan AKP Ngadiman menirukan laporan anak buahnya. Pelaku langsung ditahan dan dimasukkan ke dalam sel Polsek Babadan bersama anaknya hingga pagi hari. AKP Ngadiman menyatakan, keterangan dihimpunn pelaku sempat mendatangi korban pada siang harinya. Namun pelaku tidak melakukan perbuatan apapun dan langsung pulang ke rumahnya di Desa Polorejo, Kecamatan Babadan. Ternyata, pada malam harinya pelaku kembali lagi ke rumah mertuanya dengan membawa martil dan melakukan pemukulan tersebut.
Pelaku merasa selalu mendengarkan suara guru spiritualnya saat berguru di Kediri. Ia mengaku selalu mendengar suara seseorang untuk berbuat sesuatu. Orang itu katanya bernama Ulini, guru spritualnya dulu. Waktu jadi TKI di Korea 2 tahun lalu, dia juga mendengar suara itu. Tapi kami tidak percaya begitu saja. Warga sekitar rumah korban terkejut dan tidak menyangka akan terjadi peristiwa pembunuhan ini. Pasalnya, sepengetahuan mereka tidak pernah ada pertengkaran atau cekcok antara pelaku dan korban. Korban juga terkenal pendiam dan ramah, sedangkan pelaku juga tidak memiliki perangai yang menyimpang atau masalah kejiwaan. “Sepengatahuan saya mereka baik-baik saja. Tapi Hendra sering cerita ke anak saya yang teman Hendra kalau dia merasa diemohi (ditolak) oleh istrinya setelah pulang dari Korea. Padahal, kami tahu tidak begitu,” ujar Sunarto (55), tetangga korban. Sunarto menambahkan, Hendra sempat bertingkah aneh saat di Korea. Hal ini diketahuinya dari cerita anak Sunarto yang sama-sama bekerja di negeri ginseng itu. Kapolres Ponorogo AKBP Yuda Gustawan membenarkan adanya penganiayaan ini. Dari pemeriksaan sementara, pelaku melakukan penganiayaan dalam kondisi sadar dan tidak dalam keadaan stres atau mengalami gangguan kejiwaan. “Mungkin ada masalah antara pelaku dengan istrinya yang sejak enam bulan yang lalu jadi TKW di Hong Kong tapi yang dianiaya justru mertuanya. Kita masih selidiki motif dan latar belakang peristiwa ini,” ujarnya. Atas perbuatannya Hendra akan dijerat dengan pasal 351 KUHP subsider pasal 338 dengan ancaman hukuman 12 dan 15 tahun penjara. “Pasal ini soal penganiayaan berat yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Kalau ada indikasi direncanakan, tentunya akan dipakai pasal 340 tetang pembunuhan berencana,” jelasnya.
Hendra Lukman (24), pria mantan TKI di Korea Selatan menyerahkan diri ke Polsek Babadan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, beberapa saat setelah membunuh mertuanya sendiri menggunakan martil, sedangkan motif daari pembunuhan hingga kini masih diselidiki. "Kasus ini sedang kami dalami, pelaku sudah kami tetapkan sebagai tersangka dan langsung dilakukan penahanan," kata Kapolsek Babadan, AKP Ngadiman, Senin. Hendra Lukman warga Desa Polorejo, Kecamatan Babadan. Sementara korban pembunuhan adalah Anom Suroto (71), warga Desa Pondok, Kecamatan Babadan. Korban dibunuh tepat di halaman rumahnya di Desa Pondok pada Senin siang, di depan anak pelaku yang masih balita (berusia empat tahun).
Beberapa warga sekitar mengaku tidak tahu pasti motif pembunuhan keji yang dilakukan Hendra terhadap Anom. Namun beberapa tetangga korban sempat menduga bahwa pelaku yang kini ditahan di Mapolsek Babadan tersebut menderita depresi berat sejak kepulangannya merantau sebagai TKI di Korea Selatan. Salah seorang tetangga korban mengatakan, Hendra pernah cerita jika isterinya pernah menolaknya sepulang dari Korea Selatan. "Hendra pernah cerita begitu pada anak saya. Padahal yang kami tahu tidak begitu," ujar Sunarto, salah satu tetangga korban. Sunarto menambahkan, Hendra juga sempat bertingkah aneh saat menjadi TKI di Korea Selatan. Hal ini diketahuinya dari cerita anak Sunarto juga bekerja di Korea Selatan bersama Hendra. Namun sinyalemen itu segera dibantah oleh Kapolres Ponorogo AKBP Yudha Gustawan. "Pelaku dalam kondisi sadar dan tidak mengalami gangguan kejiwaan saat melakukan perbuatan penganiayaan," ujarnya menjawab pertanyaan wartawan.
Analisa sementara polisi, pelaku ada masalah dengan istrinya yang sejak enam bulan yang lalu jadi TKW di Hongkong. Namun karena sang istri tidak ada lagi di rumah, yang dianiaya akhirnya adalah mertuanya sendiri sebagai sasaran pelampiasan. "Kami masih selidiki motifnya," tandas Kapolres. Atas perbuatannya, Hendra terancam dijerat pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman penjara maksimal tujuh tahun subsider pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun. "Kalau ada indikasi direncanakan, akan dipakai pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana," jawab Kapolres.

Sumber : 
http://www.lawupos.net/16641/anom-suroto-tewas-dimartil-menantu/
http://www.antarajatim.com/lihat/berita/88951/serahkan-diri-ke-polisi-setelah-bunuh-mertua



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

>>> Please do not use anonymous ....
>>> Berikan data anda dengan benar.....
>>> Berikan komentar anda sebagai bukti bahwa anda adalah pengunjung dan bukan robot......
>>> Komentar ANONIM tidak akan ditanggapai oleh admin......
>>> Sorry, Admin will not respond to anonymous comments are not clear. so thank you

Diberdayakan oleh Blogger.
J-Theme