Kamis, 31 Mei 2012

PBNU Intruksikan PWNU Untuk Seleseikan Kasus Penyerangan Banser Tulung Agung

Masih hangat dengan kasus penyerangan anggota Banser Tulung Agung oleh oknum perguruan pencak silat Setia Hati Terate. Kemungkinan hal itu juga merupakan adanya upaya adu domba antara Banser dengan kelompok lain, sehingga para anggota Banser diminta untuk menahan diri agar tidak bertindak anarkis. Setelah ratusan anggota Banser datang ke Tulung Agung, kini PBNU meminta PWNU untuk segera menyeleseikan kasus tersebut. 
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginstruksikan Pengurus Wilayah (PWNU) Jawa Timur untuk segera menyelesaikan kasus penyerangan 2 anggota Banser oleh sekelompok orang beratribut Perguruan Setia Hati Teratai (PSHT) di Tulungagung. Penyelesaian juga diinstruksikan meliputi peredaman agar aksi balas dendam tidak sampai terjadi. "Kyai Mutawakkil (KH M. Hasan Mutawakil Alallah, Ketua PWNU Jawa Timur) harus segera menyelesaikan masalah ini. Segera lokalisir lokasi, agar penyelesaian bisa terlasana dengan baik," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Selasa (29/5). 
Kyai Said Aqil juga menegaskan, PWNU Jawa Timur harus bisa meredam kemungkinan munculnya aksi balas dendam dari elemen NU, baik dari Banser, Anshor, PMII, Pagar Nusa, atau yang lainnya. "Jangan sampai masalah ini menjadi semakin panjang. Jangan sampai ada aksi balas dendam yang justru akan menjatuhkan nama NU," tegasnya. Terkait aksi penyerangan dan pembacokan tersebut, Kyai Said mewakili seluruh institusi Nahdlatul Ulama menyampaikan kutukan. Aksi kekerasan, baik yang berlatarbelakang agama atau tidak ditegaskannya tidak dibenarkan oleh ajaran agama apapun. "Saya mengutuk sekali penyerangan dan pembacokan itu. Agama apapun, apalagi Islam, jelas tidak membenarkan terjadinya kekerasan dengan latar belakang apapun," tandas Kyai Said Aqil. 
Peristiwa penyerangan terjadi pada Minggu 27 Mei 2012 sore di Kantor Ranting NU Desa Wonokromo, Kecamatan Gondang. Dua anggota Banser yang disabet parang adalah Brilian Kusuma Adi (18) dan Moh Rizal Saputra (15). Adi menderita luka bacok pada punggung. Pemuda asal Desa/Kecamatan Kauman ini terpaksa mendapat tujuh jahitan. Sedangkan Rizal mengalami luka pada bagian pantat dan terpaksa mendapat sembilan jahitan. Saat penyerangan, keduanya mengenakan seragam Banser, setelah sebelumnya mengikuti acara jalan sehat dalam rangka memperingati Harlah NU ke-89.

2 komentar:

  1. met pg Mas bro.. Absen pagi sinambi ngopi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. trims kang brooow.... atas kunjungan baliknya...

      Hapus

>>> Please do not use anonymous ....
>>> Berikan data anda dengan benar.....
>>> Berikan komentar anda sebagai bukti bahwa anda adalah pengunjung dan bukan robot......
>>> Komentar ANONIM tidak akan ditanggapai oleh admin......
>>> Sorry, Admin will not respond to anonymous comments are not clear. so thank you