Pada bulan Mei kemarin telah tejadi pembacokan anggota Banser oleh oknum anggota PSH Terate, kini kasus pembacokan terjadi lagi dan yang menjadi korban adalah anggota Banser. Ahmad Asnawi (19), anggota Barisan Serba Guna
(Banser) asal Desa Tiudan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, dibacok
orang yang tidak dikenal. Korban mengalami luka pada lengan kiri dan
mendapatkan empat jahitan. "Benar, korban pembacokan adalah anggota
kami," ujar Wakil Komandan Banser Tulungagung Robikin Abdul Azis menjelaskan,
Selasa (10/7/2012). Kejadian pembacokan ini berawal saat Ahmad Asnawi sedang
nongkrong di jalan bersama delapan orang rekannya. Tiba-tiba datang dua orang
mengendarai Honda Beat dengan helm teropong. Tanpa menyapa, pelaku mengeluarkan
sajam dari balik baju dan langsung membacok korban. Setelah itu keduanya
langsung memacu kendaraannya dan menghilang. Melihat Ahmad Asnawi terluka,
rekan-rekan korban langsung membawa korban ke rumah sakit terdekat.
Robikin mengatakan pihaknya belum bisa memastikan motif pembacokan tersebut. Apakah terkait dengan peristiwa sebelumnya atau tidak. "Kita belum tahu maksud aksi pembacokan ini. Kami masih selidiki hal ini. Kita sudah melakukan kordinasi secara internal," tandasnya. Suriah (50) ibu korban mengaku tidak menyangka jika anaknya menjadi korban pembacokan. Sebab, putra bungsunya itu dikenal pendiam dan tidak memiliki musuh. "Kami berharap masalah ini segera terungkap," harapnya.
Robikin mengatakan pihaknya belum bisa memastikan motif pembacokan tersebut. Apakah terkait dengan peristiwa sebelumnya atau tidak. "Kita belum tahu maksud aksi pembacokan ini. Kami masih selidiki hal ini. Kita sudah melakukan kordinasi secara internal," tandasnya. Suriah (50) ibu korban mengaku tidak menyangka jika anaknya menjadi korban pembacokan. Sebab, putra bungsunya itu dikenal pendiam dan tidak memiliki musuh. "Kami berharap masalah ini segera terungkap," harapnya.
Polres Tulungagung kembali
melakukan penyelidikan kasus pembacokan terhadap salah seorang anggota Barisan
Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) setempat oleh oknum tak dikenal. Kapolres
Tulungagung AKBP Whisnu Hermawan Februanto mengatakan, saat ini pihaknya juga
masih melakukan pengejaran terhadap pelaku. “Anggota kami sekarang sedang
melakukan penyelidikan. lebih jelasnya coba konfirmasi langsung ke Waka
(Wakapolres),” kata AKBP Whisnu Hermawan Februanto, (10/7/2012).
Kapolres yang sedang berada di
Surabaya tidak merinci proses penyelidikan atas insiden pembacokan yang dialami
Ahmad Asnawi (19), pemuda Desa Tiyudan, Kecamatan Gondang, Jumat (6/7) malam
lalu itu. Sementara itu, Kapolsek Gondang AKP Sumadi menyampaikan, pembacokan
anggota Banser tersebut terjadi di depan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW)
Tiyudan. Namun saat ditanya kemungkinan adanya motif perseteruan antar
kelompok, Sumadi membantahnya dan menyimpulkan bahwa kasus pembacokan tersebut
hanyalah kriminal biasa.
“Kami menyimpulkan begitu karena si
korban juga tidak menyebut apakah dia berasal dari kelompok tertentu. Dia juga
tidak mengatakan sebagai anggota Banser atau apa, sehingga kami tidak tahu,”
katanya saat ditanya mengenai status korban yang masih anggota aktif Banser NU
di Kecamatan Gondang. Seperti diberitakan sebelumnya, kasus penganiayaan
disertai pembacokan juga dilakukan oleh ratusan oknum Perguruan Setia HatiTerate (PSHT) terhadap delapan pemuda Banser Kecamatan Gondang, Tulungagung.
Saat itu penyerbuan terjadi di
rumah pengurus ranting NU di Desa Wonokromo, Kecamatan Gondang. Akibat insiden
penyerbuan disertai penganiayaan tersebut, gelombang aksi protes dilakukan
massa Banser maupun NU. “Kalaupun korbannya saat ini juga warga Banser,
pelakunya belum bisa diidentifikasi, apakah berasal dari kelompok tertentu atau
perguruan tertentu. Bisa jadi, pelaku ini orang biasa dan motif pembacokannya
bersifat personal (konflik antarindividu),” ujar Sumadi. Ia menegaskan, saat
ini pengamanan terus diperketat untuk menghindari terjadinya insiden
penganiayaan oleh satu oknum/kelompok kepada pihak lain. “Tapi konteksnya normatif, artinya
peningkatan pengamanan dilakukan karena saat ini menjelang puasa dan di
Tulungagung sebentar lagi ada momentum pilkada, ini rentan terjadi kekacauan,”
ckckck.. kenapa kita tidak mengedepankan dialog dan justru membikin rusuh dengan kekerasan.. ?
BalasHapusbegitulah masyarakat Indonesia kang....... heheheee....
HapusYa Alloh,___
BalasHapusPeriharalah kmi dan saudara kami dari hal-hal yang tidak Engkau ridhoi,_
Kejadian terakhir kn belum jelas mas, klo itu dari Oknun SHT,_?
Sy dari Terate Blitar
Semoga d Blitar tdak ada kasus serupa,_
Salam Ta'dzim kpd Gus Ma'sum_Laa Gholiba Illa Billah_,
Sopo ngerti marang diri pribadine prasasat ngerti marang pengerane_Man Arofa Nafsahu Faqod Arofa Robbahu_
Tdak ada kesesatan dalam PSHT_
yup mas, untuk kejadian yang terakir itu belum jelas dan masih diselidiki.
Hapussemoga PSHT yang di Blitar bisa lebih mawas diri dalam bertindak
Ea mas, semoga sodara PSHT yang d Bltr tetep kondusif_
HapusMas, kronologi kejadiannya gmn mas,_??
Terima kasih,_
kronologi kejadian sudah ada pada postingan saya sebeluya mas,,, silahkan ketik saja di kolom pencarian diatas sebelah kanan
Hapus